Salah satu aspek kunci dari konsep ini adalah keterpaduan, mengintegrasikan sektor dan subsektor dalam agribisnis untuk optimalitas dan keberlanjutan penggunaan sumber daya.
Pemerintah telah menetapkan 12 lokasi program ini di berbagai provinsi di Indonesia, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Papua.
Tujuan utama dari proyek pangan ini adalah meningkatkan produksi pangan nasional, menjaga ketahanan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mengembangkan perekonomian daerah.
Meskipun memiliki tujuan mulia, pelaksanaan food estate menuai kritik dari berbagai pihak.
Beberapa kritik mencakup ketidakpartisipasian masyarakat lokal dalam pelaksanaan program, potensi kerusakan lingkungan, dan ketidakberlanjutan program tersebut.
Pemerintah, sebagai respons terhadap kritik, berusaha melibatkan masyarakat lokal, melakukan sosialisasi, dan edukasi untuk menjelaskan manfaat serta tujuan dari food estate.
KonsepĀ ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah pangan di Indonesia, yang masih mengimpor hingga 50% kebutuhan pangannya.
wartanionline.com - Pemerintah Desa Welado, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone, menggelar Rembug Tani atau dalam Bahasa…
wartanionline.com - Menjelang Hari Raya Idul Adha, suasana penuh kegembiraan menyelimuti pasar-pasar ternak, desa-desa, hingga…
wartanionline.com, BALI - Para peserta Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 melakukan kunjungan ke Desa Panji…
wartanionline.com, BALI - Perhelatan Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 yang berlangsung di Buleleng, Bali, dimeriahkan…
wartanionline.com, BALI - Indonesia Homestay Association (IHSA) melakukan gebrakan dengan menjalin MoU bersama Airbnb saat…
wartanionline.com, BALI - Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 yang digelar Indonesia Homestay Association (IHSA) resmi…