Untuk itu, Bustanul berharap jika nanti program ini telah selesai pada Juni 2024, petani dan penyuluh bisa melanjutkan teknologi yang telah diterapkan dalam SIMURP. Bukan hanya dilanjutkan, teknologi CSA juga bisa diresonansi dan refleksikan di wilayah lain. “Kalau kita tidak lanjutkan, nantinya program ini hanya sekedar proyek saja,” katanya.
Dalam program SIMURP, teknologi yang diterapkan yakni varietas unggul, pupuk berimbang, pemanfaatan air yang efisien dan penggunaan alat mesin pertanian. Teknologi tersebut sesuai kondisi iklim yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini yakni El Nino. Apalagi BMKG telah memprediksi El Nino akan hadir pada Agustus-September dalam kondisi sedang dan moderat.
Bustanul mengungkapkan, program CSA dalam proyek SIMURP ini mendapat apresiasi dari Bank Dunia. Pasalnya, dengan beberapa kegiatan mampu meningkatkan produksi, produktivitas dan kesejahteraan petani. Bahkan program tersebut bisa menjadi pembelajaran bagi semua negara dalam menghadapi perubahan iklim dan efek Gas Rumah Kaca.
wartanionline.com - Menanam tanaman hias di dalam rumah tidak hanya mempercantik tampilan interior, tetapi juga…
wartanionline.com - Salah satu cara efektif untuk mempercantik tampilan taman di rumah adalah dengan menanam…
wartanionline.com - Kucing sering dianggap sebagai hewan peliharaan yang mandiri dan tidak terlalu membutuhkan perhatian.…
wartanionline.com - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmennya untuk mewujudkan swasembada pangan di…
wartanionline.com - Penyakit antraks merupakan ancaman serius bagi kesehatan hewan ternak dan manusia. Penyakit ini…
wartanionline.com - Tanaman tomat menjadi favorit banyak pekebun rumahan karena hasil panennya melimpah dan mudah…