Dasar pemikiran pengembangan beras organik dikarenakan harga yang lebih murah serta tanah menjadi subur dan sehat. Selain itu juga dapat mengurangi serangan hama penyakit, produksi meningkat dan menjadikan harga jual lebih tinggi, jelas Ria.
Sedangkan faktor internal dalam pengembangan beras organik diantaranya meliputi luas lahan, pengalaman bertani, produksi, pelaksanaan tahapan dan pencatatan kegiatan usaha tani serta ketersediaan modal dan pendapatan.
Untuk faktor eksternal yaitu meliputi ketersediaan sarana produksi pertanian, ketersediaan mesin penggiling dan tempat penjemuran, mutu beras organik, jaringan pemasaran beras organik, permintaan beras organik, dukungan kelompok tani, dukungan pemerintah, dukungan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan sarana irigasi, jelas Ria lagi.
Untuk budidaya dengan metode sri organik meliputi pengolahan lahan dengan pemberian kompos 7 ton per ha, pemilihan benih bernas, persemaian di darat , pengaturan air dan pengendalian hama terpadu (PHT), pemberian pupuk cair atau MOL, serta pasca panen dan pemasaran”, imbuhnya. (HVY/NF)
wartanionline.com, BALI - Para peserta Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 melakukan kunjungan ke Desa Panji…
wartanionline.com, BALI - Perhelatan Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 yang berlangsung di Buleleng, Bali, dimeriahkan…
wartanionline.com, BALI - Indonesia Homestay Association (IHSA) melakukan gebrakan dengan menjalin MoU bersama Airbnb saat…
wartanionline.com, BALI - Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 yang digelar Indonesia Homestay Association (IHSA) resmi…
wartanionline.com, BALI – Homestay adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam industry pariwisata nasional. Oleh sebab…
wartanionline.com - Dalam upaya memperkuat peran petani milenial, dosen Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa, Faisal…
View Comments