Dedi menekankan pentingnya SDM dalam pembangunan pertanian, terlebih pertanian terbukti berhasil menjadi penyangga perekonomian negara. Sehingga, perlu menyiapkan SDM pertanian dimulai sejak di bangku kuliah.

Ketua AIBI, Catur Sugiarto mengapresiasi keberadaan Program inkubator di Polbangtan Gowa.

“IBT dan tenant yang dirintis dari inkubaotr ini akan berkembang lebih cepat, tidak mati, dan bisa diterima oleh pasar dengan baik. Program-program ini didukung oleh pendanaan dari Program YESS dan dukungan dari Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia dan harapannya kelibatan inkubator-inkubator tidak hanya di Polbangtan, tetapi diseluruh Indonesia. Tidak hanya mendukung peningkatan dan pengembangan start up bidang pertanian agar bisa berkembang lebih baik lagi”.

Pada saat monitoring, turut hadir Prof. Mardiana E. Fachry yang merupakan Koordinator AIBI Indonesia Timur mengatakan bahwa IBT adalah media sebagai tempat untuk mendapatkan calon-calon enterpreneur.

“Inkubator adalah media sebagai tempat untuk melakukan inkubasi bagi mahasiswa-mahasiswa, kita mengembagkan kewirausahaan untuk mendapatkan calon-calon enterpreneur ke depan. Jadi kampus ini menjadi tempat untuk pembinaan dengan model inkubasi, sehingga faktor itu dibutuhkan karena inkubator memliki fungsi. Salah satunya adalah bagaimana kita meningkatakan kapasitas dan kemamampuan yang kita sebut tenant calon wirausaha ini.  Baik dari kemampuan SDM-nya, manajerialnya, produksinya sampai bahkan  pemasaran”.