Dedi menjelaskan, petani seringkali menggunakan pestisida maupun pupuk kimiawi yang berlebihan dan berakhir pada hancurnya lingkungan yang kembali lagi berakibat pada pertanian.
“Pengelolaan pertanian secara berlebihan dan ugal ugalan menyebabkan tanah kita hancur, udara hancur, air hancur dan lingkungan kita hancur, ” tegas Dedi saat memberikan keterangan pada Konferensi Pers menjelang pelaksanaan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Vol. 7 Tahun 2023, Jakarta, Jumat (22/7).
Bahkan residu pestisida dan residu pupuk kimia yang berlebihan akan semakin berbahaya, jika tertinggal atau terdapat pada produk pertanian yang berakibat munculnya penyakit degeneratif dan kanker.
Untuk kembali menyadarkan dan mengubah mindset petani akan pertanian ramah lingkungan, maka perlu didukung dengan peningkatan kompetensi dan kapasitas para petani dan penyuluh melalui pelatihan, salah satunya Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh.
Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh saat ini merupakan agenda intelektual yang secara konsisten diselenggarakan oleh Badan PPSDM Pertanian, dan saat ini telah mencapai Volume ke-7.
wartanionline.com, BALI - Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 yang digelar Indonesia Homestay Association (IHSA) resmi…
wartanionline.com, BALI – Homestay adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam industry pariwisata nasional. Oleh sebab…
wartanionline.com - Dalam upaya memperkuat peran petani milenial, dosen Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa, Faisal…
wartanionline.com - Kegiatan pendampingan Brigade Pangan merupakan bagian dari upaya Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa…
wartanionline.com - Sub Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), PT Perkebunan Nusantara IV menciptakan sejarah…
wartanionline.com, Jakarta, 21 Mei 2025 — PT Esandar Arthamas Berjangka (EsaFX), broker berjangka dan penyedia…
View Comments