Menteri Pertanian Rencanakan Transformasi Lahan Rawa Menjadi Sawah untuk Tingkatkan Produksi

Kementerian Pertanian (Kementan) kembali menggulirkan rencana ambisius dengan mentransformasi lahan rawa menjadi sawah, bertujuan untuk mendorong peningkatan produksi pertanian dalam negeri.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi sekitar 1,5 juta hektare lahan rawa, termasuk rawa mineral dan rawa tadah hujan, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP).

Dalam pengembangannya, Menteri Amran menargetkan peningkatan indeks pertanaman dari yang awalnya 1 menjadi 2, serta yang sebelumnya 0 menjadi 2.

Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa belum ada perhitungan anggaran yang telah dilakukan untuk merealisasikan proyek ambisius ini.

“Sampai saat ini, belum kita hitung anggarannya. Nanti kita anggarkan ini. Kalau ini kita lakukan, InsyaAllah pertanian kita beres,” ujar Menteri Amran.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, menambahkan bahwa lahan rawa memiliki potensi besar yang dapat digarap untuk meningkatkan produksi pertanian.

Potensi tersebut melibatkan lahan tadah hujan, lahan lebak, dan lahan pasang surut.

Proses penggarapan dilakukan secara bertahap, dengan pengejaran pertama pada 1 juta hektare di lahan mineral atau rawa yang cocok untuk penanaman padi.

“Kita kejar dulu yang 1 juta hektare di rawa mineral atau rawa yang bisa ditanami padi. Pokoknya, kita kerja yang maksimal, yang lebih cepat kita kejar,” ungkap Suwandi.

Pihak Kementan telah memulai konsolidasi dengan pemangku kepentingan, termasuk persiapan bibit dan pupuk. Menurut Suwandi, proses penanaman padi yang dimulai sejak November ini berpotensi menuai hasil pada Februari 2024.

“Ini November mulai tanam, panen Februari. Yang ditanam Desember, panen Maret,” tandasnya.

Langkah ini menandai upaya besar pemerintah untuk memanfaatkan potensi lahan yang belum dimanfaatkan sepenuhnya, dengan harapan dapat menggenjot produksi pangan dan meningkatkan ketahanan pangan dalam negeri.***

Komentar