Sementara, untuk minat generasi milenial untuk terjun ke sektor pertanian ini juga semakin minim.
Nah, berkurangnya jumlah petani ini tidak hanya disebabkan minat yang rendah, tetapi juga karena teknologi yang semakin maju.
Tak hanya itu, dampak negatif yang lainnya adalah dengan teknologi pertanian yang semakin maju ini dapat menyebabkan para ahli melakukan inovasi, salah satunya adalah dengan menciptakan pupuk maupun obat-obatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanaman.
Tetapi, nyatanya hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif, yaitu dapat membunuh makhluk hidup yang berhabitat atau tinggal di sekitar tanaman tersebut.
Berkat adanya kemajuan IPTEK, hal ini justru juga membuat pekerjaan sebagai petani dianggap kuno oleh sebagian generasi milenial dan Z.
Hal ini tentu saja akan menjadi ancaman tersendiri, sehingga pekerjaan petani benar-benar akan punah suatu saat nanti.
Adanya kemajuan teknologi ini terkadang tentu saja dapat membuat manusia menjadi terlena, sehingga mereka akan mengabaikan kewajiban yang seharusnya dilakukan.
wartanionline.com, Halmahera Barat – Laut membisikkan kisah leluhur, gunung berdiri gagah menjaga bentang tanah, dan…
wartanionline.com - Saat mendengar kata "anggur," kebanyakan orang langsung membayangkan buah manis berwarna ungu atau…
wartanionline.com, Jakarta – Pemerintah mencatatkan sejarah baru dalam tata kelola pangan nasional. Untuk pertama kalinya…
wartanionline.com - Di tengah derasnya arus transformasi digital, kecepatan dan kualitas bukan lagi sekadar nilai…
wartanionline.com - Peneliti mengungkap tanah pertanian menyimpan mikroplastik 23 kali lipat lebih banyak dibanding lautan.…
wartanionline.com - Pemerintah Desa Welado, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone, menggelar Rembug Tani atau dalam Bahasa…
View Comments