Dia kaget dan hancur, mengetahui area tersebut pada waktu itu gersang tanpa pepohonan hutan dan tanpa kehidupan liar, tetapi istrinya, Lélia, percaya bahwa daerah tersebut bisa dipulihkan seperti kejayaan lamanya.
“Tanahnya sakit seperti saya, semuanya hancur,” ucap Salgado dalam The Guardian pada tahun 2015.
“Hanya sekitar 0,5% tanah yang ditutupi pohon. Lalu istri saya memiliki ide untuk menanam kembali hutan ini. Dan ketika kami mulai melakukannya, maka semua serangga, burung, dan ikan kembali, dan berkat peningkatan jumlah pohon, saya seperti dilahirkan kembali, inilah saat paling penting.”
Bersama-sama, Sebastião dan Lélia mendirikan Instituto Terra, sebuah organisasi kecil yang sejak itu telah menanam 4 juta bibit pohon dan berhasil menghidupkan kembali hutan yang mati.
“Mungkin kami memiliki solusi,” ujar Salgado.
“Ada satu makhluk yang dapat mengubah CO2 menjadi oksigen, yaitu pohon. Kita perlu memulai penanaman pohon dalam skala besar. Anda perlu hutan dengan banyak pohon, dan mengumpulkan biji-bijian di wilayah yang sama dengan tempat Anda menanamnya agar ular dan rayap tidak datang. Dan jika Anda menanam hutan yang tidak cocok, populasi hewan tidak akan tumbuh, dan hutan akan sunyi.”
wartanionline.com - Peneliti mengungkap tanah pertanian menyimpan mikroplastik 23 kali lipat lebih banyak dibanding lautan.…
wartanionline.com - Pemerintah Desa Welado, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone, menggelar Rembug Tani atau dalam Bahasa…
wartanionline.com - Menjelang Hari Raya Idul Adha, suasana penuh kegembiraan menyelimuti pasar-pasar ternak, desa-desa, hingga…
wartanionline.com, BALI - Para peserta Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 melakukan kunjungan ke Desa Panji…
wartanionline.com, BALI - Perhelatan Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 yang berlangsung di Buleleng, Bali, dimeriahkan…
wartanionline.com, BALI - Indonesia Homestay Association (IHSA) melakukan gebrakan dengan menjalin MoU bersama Airbnb saat…
View Comments