Musim kemarau dapat mengurangi ketersediaan nutrisi karena perubahan komposisi tanah dan aktivitas mikroba yang terbatas.
Suhu tinggi selama musim kemarau dapat menyebabkan stres panas pada tanaman.
Ini dapat menghambat proses fotosintesis dan menyebabkan kerusakan pada jaringan tanaman.
Musim kemarau juga dapat memengaruhi ekosistem dengan cara yang mendukung peningkatan penyakit dan hama.
Tanaman yang lemah akibat kurangnya air dan nutrisi menjadi lebih rentan terhadap serangan penyakit dan hama.
Salah satu cara terpenting untuk mengatasi tantangan musim kemarau adalah dengan mengelola air dengan bijak.
Ini termasuk penggunaan sistem irigasi yang efisien dan perencanaan penanaman yang memperhitungkan kondisi cuaca.
Di beberapa daerah, penyimpanan air hujan dapat menjadi solusi yang efisien.
Dengan mengumpulkan dan menyimpan air hujan selama musim hujan, petani dapat memiliki cadangan air untuk digunakan selama musim kemarau.
Menggunakan pupuk organik dan menerapkan metode pertanian berkelanjutan dapat membantu meningkatkan kualitas tanah dan ketersediaan nutrisi untuk tanaman.
Memantau pertumbuhan tanaman dan melakukan pengendalian hama dan penyakit secara teratur sangat penting selama musim kemarau.
wartanionline.com - Peneliti mengungkap tanah pertanian menyimpan mikroplastik 23 kali lipat lebih banyak dibanding lautan.…
wartanionline.com - Pemerintah Desa Welado, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone, menggelar Rembug Tani atau dalam Bahasa…
wartanionline.com - Menjelang Hari Raya Idul Adha, suasana penuh kegembiraan menyelimuti pasar-pasar ternak, desa-desa, hingga…
wartanionline.com, BALI - Para peserta Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 melakukan kunjungan ke Desa Panji…
wartanionline.com, BALI - Perhelatan Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 yang berlangsung di Buleleng, Bali, dimeriahkan…
wartanionline.com, BALI - Indonesia Homestay Association (IHSA) melakukan gebrakan dengan menjalin MoU bersama Airbnb saat…