Untuk petani yang pengairan lahannya bersumber melalui saluran sekunder Langnga, akan ada penundaan untuk turun sawah pada musim tanam Oktober-Maret.
“Tapi kami tidak melarang petani yang akan tetap turun menanam padi. Untuk mereka yang ingin menanam palawija, silahkan masukkan usulan komoditinya melalui penyuluh masing-masing,” jelasnya.
Syukur Tanri berharap agar penerapan teknologi dan pelatihan pembuatan pupuk organik serta pestisida nabati melalui SIMURP ini, terus dilanjutkan biarpun program ini telah berakhir.
Rapiuddin, salah satu tenaga penyuluh pertanian di Kecamatan Lanrisang yang ditemui dilokasi juga mengungkapkan tentang CSA atau Sistem Pertanian Cerdas Iklim yang menjadi salah satu bagian dari Program SIMURP ini, telah memberikan banyak manfaat bagi petani.
“Sistem pertanian yang cerdas iklim adalah salah satu bentuk pelatihan yang ditawarkan oleh Program SIMURP dan benar-benar telah menambah wawasan petani. Terutama untuk melakukan budidaya yang ramah lingkungan termasuk manfaat penggunaan pupuk organik dan pestisida nabati,” pungkasnya. (NF)
wartanionline.com - Dalam rangka percepatan tanam, beberapa waktu lalu Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa…
wartanionline.com - Tanaman hias memang mampu mempercantik tampilan rumah, menciptakan suasana asri, dan menambah kesegaran…
wartanionline.com - Studi terbaru dari Universitas Stanford mengungkapkan bahwa peningkatan frekuensi cuaca panas dan kekeringan…
wartanionline.com - Australia dikenal sebagai rumah bagi berbagai inovasi ilmiah yang tak biasa dan kini,…
wartanionline.com - Buah naga (Hylocereus spp.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang semakin populer di…
wartanionline.com - Menanam tanaman hias di dalam rumah tidak hanya mempercantik tampilan interior, tetapi juga…
View Comments