Tim Ekspedisi telah menerbitkan lebih dari delapan publikasi ilmiah mengenai spesies baru serta temuan catatan distribusi baru anggrek di Indonesia. Penemuan ini menjadi dasar klaim bahwa kekayaan biodiversitas Indonesia sangat melimpah, sehingga masih memungkinkan untuk ditemukan spesies tumbuhan baru saat hutan-hutan dieksplorasi.
Namun, Yuda Yudistira juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap banyaknya spesies flora dan fauna yang terancam punah sebelum sempat diidentifikasi dan dicatat sebagai bagian dari kekayaan hayati Indonesia. Ancaman ini datang dari pesatnya eksploitasi alam dan perubahan iklim.
“Seperti degradasi pembukaan lahan hutan, untuk lahan kebun sawit, yang di mana hal ini merusak ekosistem dan secara langsung berdampak pada perubahan iklim,” tambah Yuda.
Saat ini, diperkirakan masih ada ratusan spesies flora dari berbagai famili di Indonesia yang belum ditemukan secara resmi, khususnya spesies dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Yuda menekankan bahwa riset botani sangat minim dilakukan di Indonesia akibat terbatasnya akses, biaya, serta kurangnya tenaga ahli di bidang ini.
wartanionline.com - Peneliti mengungkap tanah pertanian menyimpan mikroplastik 23 kali lipat lebih banyak dibanding lautan.…
wartanionline.com - Pemerintah Desa Welado, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone, menggelar Rembug Tani atau dalam Bahasa…
wartanionline.com - Menjelang Hari Raya Idul Adha, suasana penuh kegembiraan menyelimuti pasar-pasar ternak, desa-desa, hingga…
wartanionline.com, BALI - Para peserta Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 melakukan kunjungan ke Desa Panji…
wartanionline.com, BALI - Perhelatan Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 yang berlangsung di Buleleng, Bali, dimeriahkan…
wartanionline.com, BALI - Indonesia Homestay Association (IHSA) melakukan gebrakan dengan menjalin MoU bersama Airbnb saat…
View Comments