Ketika kutu ini menghisap cairan dari tanaman, virus yang dibawanya dapat masuk ke dalam tubuh tanaman.
Kutu kebul dapat membawa virus seumur hidupnya dan tetap membawa virus tersebut setelah ditularkan ke sejumlah tanaman sehat.
Populasi kutu kebul berkembang biak melalui perkawinan dan partenogenesis (reproduksi tanpa perkawinan), sehingga jumlahnya bisa sangat banyak.
Gejala virus kuning pada tanaman dapat bervariasi tergantung pada jenis tanaman yang diserang.
Namun, gejala umum yang dapat dikenali adalah daun tanaman yang menguning dan keriting.
Terkadang, daun juga mengalami malformasi, seperti menggulung dan mengkerut.
Jika serangan virus terjadi pada fase vegetatif (sebelum berbunga), tanaman akan tumbuh tunas banyak namun tetap kerdil.
Pada serangan yang parah, tanaman kesulitan menghasilkan bunga dan buah.
Jika serangan virus terjadi pada fase generatif (saat berbunga), tanaman tetap bisa menghasilkan buah, tetapi ukuran buahnya akan kecil dan berwarna kuning.
Saat ini, belum banyak pestisida yang dapat secara efektif mengatasi virus tersebut.
wartanionline.com - Menjelang Hari Raya Idul Adha, suasana penuh kegembiraan menyelimuti pasar-pasar ternak, desa-desa, hingga…
wartanionline.com, BALI - Para peserta Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 melakukan kunjungan ke Desa Panji…
wartanionline.com, BALI - Perhelatan Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 yang berlangsung di Buleleng, Bali, dimeriahkan…
wartanionline.com, BALI - Indonesia Homestay Association (IHSA) melakukan gebrakan dengan menjalin MoU bersama Airbnb saat…
wartanionline.com, BALI - Festival Homestay Nusantara (FHN) 2025 yang digelar Indonesia Homestay Association (IHSA) resmi…
wartanionline.com, BALI – Homestay adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam industry pariwisata nasional. Oleh sebab…
View Comments