Meningkatkan efisiensi biaya produksi.
Meningkatkan kualitas produk.
Meningkatkan efisiensi pemasaran.
Namun, penerapan digital farming juga memiliki beberapa tantangan, antara lain:
1. Biaya investasi yang tinggi
Penerapan digital farming membutuhkan biaya investasi yang tinggi, terutama untuk pembelian perangkat dan software.
2. Kurangnya keterampilan petani
Petani perlu memiliki keterampilan dalam menggunakan teknologi digital agar dapat menerapkan digital farming secara efektif.
3. Kesiapan infrastruktur
Penerapan digital farming juga membutuhkan infrastruktur yang memadai, seperti jaringan internet yang stabil dan berkualitas.
Meskipun memiliki tantangan, digital farming memiliki potensi untuk memberikan manfaat yang besar bagi perkebunan.
Oleh karena itu, penerapan digital farming perlu terus didorong untuk meningkatkan produktivitas, kualitas produk, dan daya saing sektor ini di Indonesia.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan digital farming di perkebunan:
1. Penggunaan sensor untuk memantau kondisi tanaman
Tinggalkan Balasan