Sawit Menguat di Tengah Bayang-Bayang Regulasi

Pertengahan 2025 menunjukkan tren penguatan harga Crude Palm Oil (CPO). Pada pekan terakhir Agustus, harga kontrak CPO di Bursa Malaysia ditutup di level MYR 4.531/ton untuk pengiriman November naik 1,59 persen dalam sehari, dan hampir 5 persen sepanjang bulan Agustus.

Kenaikan harga dipicu oleh musim kemarau yang mengurangi produksi sawit di Asia Tenggara, sementara ekspor Malaysia melonjak 17 persen dibandingkan tahun lalu. Kombinasi ini menciptakan tekanan pasokan yang mendongkrak harga.

Namun, tekanan regulasi datang dari Eropa. Uni Eropa bersiap menerapkan EUDR pada akhir 2025, menargetkan penghapusan 10 persen deforestasi global yang dikaitkan dengan komoditas seperti sawit, kakao, dan kopi.

Dampaknya terasa: ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa anjlok, hanya sekitar 3,3 juta ton pada 2024, dibandingkan 5,7 juta ton pada 2018.

Tantangannya ke depan adalah membuktikan keberlanjutan produksi sawit Indonesia sekaligus menjajaki pasar baru di Asia, Timur Tengah, dan Afrika, agar tidak bergantung pada pasar Eropa yang semakin selektif.