wartanionline.com – Tahun 2025 mencatat dinamika tajam dalam lanskap komoditas perkebunan global. Beberapa komoditas unggulan seperti sawit, karet, kopi, dan kakao mengalami penguatan harga akibat defisit pasokan dan gangguan cuaca, namun dibayangi oleh tekanan regulasi dan volatilitas pasar. Di sisi lain, teh justru menghadapi penurunan harga karena suplai berlebih.
Bagi Indonesia, negara penghasil utama banyak dari komoditas tersebut, pesan utamanya jelas: diversifikasi pasar dan penguatan tata kelola menjadi keharusan. Implementasi regulasi EU Deforestation Regulation (EUDR) mendesak kepastian atas praktik perkebunan berkelanjutan. Peluang lonjakan harga kopi dan kakao hanya bisa dimanfaatkan jika produktivitas petani ditingkatkan. Sementara itu, sektor karet dan teh membutuhkan pendekatan strategis: insentif produksi untuk karet dan hilirisasi untuk teh, agar nilai tambah tidak terus “tersedot” ke luar negeri.
Dalam jangka panjang, ketahanan sektor perkebunan tidak boleh bergantung pada harga global semata. Investasi pada riset, teknologi, dan kesejahteraan petani menjadi kunci agar gejolak 2025 menjadi titik tolak perbaikan struktural.
Comment