Aziz menambahkan, jerami dipilih karena stoknya yang tersedia banyak pada lahan petani. Di samping itu, 70% dari pupuk yang digunakan petani pada pertanaman sebelumnya, diserap dan disimpan oleh jerami.

“Kami berharap para petani secara perlahan mulai beralih menggunakan pupuk organik yang lebih ramah lingkungan, dan berkearifan lokal pada tanaman padinya,” tambah Aziz.

M. Rais, petani milenial yang menjadi salah satu peserta dari pelatihan, memberikan apresiasi dan menyambut dengan baik kegiatan yang sangat bermanfaat bagi dirinya, juga bagi petani lainnya.

“Sebagai petani, saya menyambut baik dan berterima kasih kepada Program SIMURP dari Kementrian Pertanian yang telah melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos ini,” ucap M. Rais.

Petani yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun ini menambahkan bahwa dengan adanya pelatihan ini, wawasannya pada ilmu pertanian bertambah luas dan menjadikan keinginannya untuk tetap terjun sebagai petani semakin bergairah.

Sementara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sangat mendukung Program SIMURP, karena melalui CSA yang ramah lingkungungan terbukti dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, meningkatkan Intensitas Pertanian (IP) serta menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).