Berkaca dari pengalaman tersebut, program SMART menerapkan monitoring yang melibatkan masyarakat melalui aplikasi berbasis Android. Upaya ini telah menunjukkan hasil yang positif, dengan rata-rata tingkat kelangsungan hidup bibit mangrove mencapai 50 persen setelah dua tahun penanaman. Saat ini, program SMART juga fokus pada pengayaan penanaman untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup bibit mangrove yang ditanam.

Dampak Positif dan Harapan

Pada tahap awal penanaman, ekosistem mangrove yang direstorasi melalui program SMART telah mampu menyerap 67,16 ton karbon dioksida. Herry Purnomo menyatakan rasa puasnya karena bisa melibatkan masyarakat dalam aksi nyata di lapangan untuk merestorasi mangrove. Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Banyuasin, Kosarodin, juga menyambut baik program ini. Ia berharap program SMART terus berhasil di Banyuasin, karena mangrove yang pulih dapat membantu flora dan fauna berkembang kembali.

Melalui kerja sama yang erat antara berbagai pihak dan dukungan masyarakat lokal, program SMART diharapkan mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap pemulihan ekosistem mangrove dan penyerapan karbon, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.