JAKARTA – Di tengah tantangan pangan yang bersifat multidimensi, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menjaga ketersediaan, akses dan konsumsi pangan hingga nilai tambah dan daya saing industri sektor pertanian
Ketahanan pangan nasional menjadi kunci utama dalam menghadapi masa krisis selanjutnya setelah wabah pandemi corona berakhir. Seluruh negara di dunia di masa pemulihan nanti akan mulai menyusun kekuatan pangannya masing-masing. Salah satunya dengan meningkatkan produksi pertanian.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), menegaskan komitmennya berupaya semaksimal mungkin guna mengantisipasi ancaman krisis pangan. Hal ini menyusul isu resesi global yang diprediksi akan melanda banyak negara di tahun mendatang.
“Kami wujudkan ketahanan pangan berkelanjutan, melalui pendekatan Lima Cara Bertindak. Pertama adalah Peningkatan Kapasitas Produksi, Kedua Diversifikasi Pangan Lokal, Ketiga Penguatan Cadangan dan Sistem Logistik Pangan, Keempat Pengembangan Pertanian Modern. Yang terakhir, Kelima yaitu Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks)” ujar Mentan SYL.
Menurut SYL, penguatan komoditas lokal untuk kemandirian pangan sangat penting dilakukan. Hal ini guna meningkatkan kesejahteraan petani serta mengantisipasi krisis pangan global yang saat ini sedang melanda dunia.
Senada dengan hal itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa support BPPSDMP terhadap ketahanan kita melalui sumber daya manusianya, yaitu SDM pertanian.
“Siapa lagi ya praktisi pertanian dan penyuluh pertanian”, ujar Kabadan.
“Kita genjot agar mereka terus berproduksi. Penyuluh harus tetap turun ke lapang, ke sawah, ladang untuk mendampingi petani karena produksi tidak boleh delay dan tidak boleh tertahan apalagi terlambat”, tambah Dedi.
Lebih lanjut Dedi mengatakan fokus penyuluhan pertanian adalah memperkuat Kostratani tingkat kecamatan, yang merupakan unsur utama dalam mendorong produktivitas pertanian. Peningkatan produktivitas harus dilakukan dengan SDM yang andal di bidangnya.
“Agen yang paling besar dalam peningkatan produktivitas adalah sumber daya manusianya. Berbicara peningkatan produktivitas berarti peningkatan SDMnya”, jelas Dedi.
Pada acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) volume 07, Jumat (17/02) di AOR BPPSDMP Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan bahwa kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri.
Tentunya yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya, ujar Suwandi.
Suwandi menambahkan jika strategi pembangunan pertanian adalah mendukung pemulihan ekonomi nasional pada masa pandemi. Program-program yang diusung oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah program ketersediaan akses dan komsumsi pangan berkualitas, program nilai tambah dan daya saing serta dukungan manajemen.
Untuk pengelolaan bantuan pemerintah Ditjen Tanaman Pangan tahun 2023 yaitu pola penentuan seleksi CPCL kegiatan yang sudah dibangun Kementan danharus melalui mekanisme aplikasi proposal elektronik”, ujarnya.
Untuk proses seleksi CPCL dapat dilaksanakan sebelum tahun anggaran atau pada tahun anggaran berjalan. Sedangkan untuk usulan CPCL dilengkapi dengan titik koordinat, dan poligon khususnya yang memiliki output luas. Kelengkapan poligon dapat dilakukan secara bertahap sebelum atau sesudah penyaluran bantuan, pungkasnya. (HV/NF)
Tinggalkan Balasan