JAKARTA – Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Beberapa tahun terakhir, sektor ini konsisten tumbuh positif saat sektor lain terpuruk di masa pandemi.
Untuk terus memacu pertumbuhan di sektor pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan percepatan regenerasi petani.
Sebagaimana diketahui, dari 33,4 juta petani saat ini, 90 persen adalah petani yang sudah tua. Sisanya, petani muda dengan rentang usia 20-39 tahun sekitar delapan persen atau sekitar 2,7 juta.
Untuk mempercepat proses regenerasi tersebut, Kementan bekerja sama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) mencanangkan Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS).
Selain mempercepat proses regenerasi petani, Program YESS juga mempersiapkan program pelatihan untuk pendamping petani pengelolaan usaha pertanian, sekaligus menyiapkan proposal bisnis untuk akses permodalan.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengingatkan pentingnya pengelolaan usaha dan keuangan bagi petani dan wirausaha pertanian.
“Petani harus memiliki kemampuan manajerial yang baik, utamanya menyangkut keuangan. Sebab, usaha pertanian melibatkan aspek modal yang tidak sedikit. Untuk itu, segala sesuatunya harus tercatat dengan cermat,” ujar Mentan Syahrul.
BPPSDMP terus berkomitmen meningkatkan kualitas generasi milenial sebagai motor penggerak utama sektor pertanian. Berbagai upaya pun dilakukan, mulai dari pelatihan, permagangan, akses permodalan, hingga peningkatan jejaring pemasaran.
Saat ini, Program YESS baru menyasar empat provinsi di Indonesia yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Terbaru BPPSDMP mengadakan Training of Trainer (ToT) Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis bagi Calon Pelatih (Trainer) Keuangan pada empat kabupaten program YESS di wilayah Sulawesi Selatan, yang terbagi di 4 kabupaten yaitu Kabupaten Maros, Bulukumba, Bantaeng dan Bone. Tahun ini, rencananya akan ditambah satu kabupaten lagi yaitu Gowa.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengatakan, petani harus memiliki kemampuan manajerial yang memadai, terlebih menyangkut keuangan. Sebab, usaha pertanian melibatkan modal yang tidak sedikit. “Untuk itu, segala sesuatunya harus dilakukan dan tercatat cermat,” ungkap Dedi.
Lebih lanjut Dedi menambahkan, pertanian modern membutuhkan ‘pencatatan’ keuangan yang tersusun rapi. Tujuannya untuk memudahkan petani dalam melakukan evaluasi. Sebab, usaha pertanian memiliki fluktuasi dari waktu ke waktu.
“Hasil evaluasi tersebut sangat berguna untuk menentukan strategi usaha pada periode tanam di musim berikutnya. Dengan nilai bisnis besar, maka penguatan literasi keuangan petani harus diperkuat,” tegas Dedi.
Kegiatan pelatihan ToT Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis bertujuan meningkatkan kemampuan menjadi pelatih serta pendamping ke petani milenial, dengan mengimplementasikan cara membuat proposal yang baik agar dapat mengakses permodalan, utamanya KUR.
Kegiatan ToT juga bertujuan untuk memperbanyak jumlah trainer yang akan mendampingi para penerima manfaat yang sampai saat ini jumlahnya masih harus di tambah.
Kegiatan ToT berlangsung di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Sulawesi Selatan dimulai pada 28 Februari sampai dengan 4 Maret, 2023. Kegiatan dibuka oleh Direktur Polbangtan Gowa, Detia Tri Yunandar.
ToT diikuti sebanyak 79 peserta yang terdiri dari Staf Business Development Service Provider (BDSP) dan Financial Advisor yang berasal dari Maros, Bone, Bantaeng dan Bulukumba.(Red)
Komentar