“Sebagai Young Ambassador, wajib mempromosikan dunia pertanian untuk meningkatkan citra dan memotivasi kaum muda back to agriculture. Ingat pangan adalah kebutuhan pokok dan dibutuhkan manusia setiap hari. Kita membutuhkan petani dan wirausahawan pertanian dan 10 hingga 20 tahun ke depan, masa depan kita di tangan mereka,” kata Dedi.

Ditemui disela-sela acara Bazar Pangan Murah dalam rangka hari jadi Kabupaten Tulungagung ke 817 di Dinas Ketahanan Pangan Kab. Tulungagung (01/11), Wahyu mengaku sejak lulus kuliah, ia tidak pernah melamar pekerjaan ke perusahaan manapun.

“Saya tidak mengambil kerja ke mana-mana. fokus mengembangkan dunia yang saya senangi, yaitu pertanian dan peternakan. Awal menekuni usaha peternakan sapi dimulai dari memelihara satu ekor sapi dan saat ini telah berkembang menjadi 10 ekor sapi setelah menjadi salah satu penerima manfaat program Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) dari Kementan”, jelasnya.

Disinggung perihal stigma negatif dan image kuno yang disematkan kepada petani, dia tak memungkiri perasaan tersebut masih sering muncul dalam benaknya. Namun, dia meyakini bahwasanya apa yang digelutinya kini merupakan pekerjaan mulia. Karena tidak hanya mencukupi kebutuhan diri sendiri, tetapi juga untuk kebutuhan orang lain.