“SKP itu tujuannya agar pimpinan dapat menilai kinerja penyuluh dan bagi penyuluh dapat menampilkan kinerja dan output yang dihasilkan. Dalam membuat SKP harus melihat indikator kinerja dari jabatan fungsional lain”, ungkap Bustanul.

Sementara untuk jumlah petani menerapkan teknologi alat ukur terus dikembangkan oleh Pusluhtan melalui Sekolah Lapang (SL). Ke depannya Pusluhtan akan terus mendorong SL, karena dipandang sebagai wahana transfer teknologi. Untuk target penguatan kelembagaan petani, Pusluhtan harus menyusun strategi dan kegiatan, serta ukuran keberhasilannya, imbuh Bustanul.

Sebagai informasi, kegiatan ini dihadiri Koordinator dan Subkoordinator Lingkup Pusluhtan, Penyuluh Pertanian dari Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Balai Besar Penerapan Instrumen Pertanian, penyuluh pertanian Pusat, penyuluh pertanian Provinsi Jawa Barat, penyuluh pertanian Provinsi Banten dan penyuluh pertanian Kabupaten Tangerang. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan pendalaman dan tindak lanjut penyusunan indikator kinerja penyuluh pertanian yang dituangkan dalam SKP. (K2/HV/NF)