Site icon

Ikan Nila vs Mujair: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaannya!

Perbedaab Nila dan Mujair

Perbedaab Nila vs Mujair. (fishbase.se/IPB University)

wartanionline.com – Ikan nila dan ikan mujair sering kali dianggap sama oleh banyak orang. Keduanya memang akrab di dapur rumah tangga Indonesia sering digoreng, dibakar, atau dimasak dengan bumbu kuning. Namun, tahukah kamu bahwa keduanya sebenarnya berasal dari spesies yang berbeda?

Dosen dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Kurnia Anggraini Rahmi, MSc, menjelaskan bahwa meski tampak mirip sekilas, ikan nila dan mujair memiliki ciri-ciri fisik dan perilaku yang cukup berbeda.

Mengenal Lebih Dekat Ikan Nila

Ikan nila memiliki nama ilmiah Oreochromis niloticus. Bentuk tubuhnya cenderung bulat dan pipih dengan punggung agak menonjol. Salah satu ciri khasnya adalah garis-garis horizontal yang terlihat jelas di sirip ekor dan sirip punggung.

Warna tubuh nila umumnya kehitaman atau abu-abu gelap, dengan sisik besar dan kasar. Kepalanya terlihat kecil jika dibandingkan dengan mulutnya, tetapi matanya besar dan sedikit menonjol. Moncongnya berukuran sedang, dan ada tiga baris sisik di bagian pipi.

Sirip-siripnya pun memiliki bentuk unik: sirip punggung dan sirip dubur tampak tumpul, sementara sirip dada terlihat meruncing. Di sudut dekat tutup insang, terdapat bercak gelap yang khas. Dalam dunia ilmiah, susunan sirip ikan nila dituliskan dengan rumus D XV.10; C 0.17; A VIII.10; P I.5; dan V II.10.

Dalam hal reproduksi, ikan nila tergolong produktif. Ia bisa memijah setiap dua minggu sekali, dan dapat mengulang proses tersebut beberapa kali sebelum masuk masa istirahat. Jika sedang mengerami telur, satu siklus pemijahan bisa berlangsung sekitar sebulan.

Ciri-Ciri Ikan Mujair yang Tak Kalah Unik

Sementara itu, Oreochromis mossambicus alias ikan mujair punya penampilan yang cukup berbeda. Sirip punggungnya umumnya berwarna hitam dengan semburat merah di ujungnya. Tidak seperti nila, sirip ekor mujair tidak memiliki pola garis.

Mujair juga memiliki gigi faring yang lebih halus, dan bentuk kepalanya cenderung berbeda, terutama pada jantan dewasa saat musim kawin. Jantan biasanya menunjukkan warna tubuh yang lebih gelap, bagian kepala atasnya agak cekung, dan bagian bawah kepalanya terlihat putih terang. Ujung-ujung sirip punggung dan ekor memerah mencolok.

Betina dan anakan mujair sering memiliki motif garis-garis di punggung dan bagian tengah tubuh. Rumus siripnya pun berbeda: D XVII.12; C 0.20; A III.10; P II.24; dan V III.10.

Untuk urusan berkembang biak, mujair juga dikenal aktif. Ikan jantan akan menggali sarang sebagai tempat pemijahan, dan betina bisa menghasilkan hingga 1.775 butir telur dalam satu kali siklus. Telur-telur ini menetas dalam waktu 3 hingga 5 hari. Uniknya, anak-anak ikan akan “dititipkan” di dalam mulut induknya sebagai bentuk perlindungan selama sekitar satu minggu setelah dilepaskan ke air.

Spesies ini juga tangguh secara lingkungan. Mujair mampu bertahan hidup dan bereproduksi di perairan dengan kadar garam tinggi, bahkan hingga salinitas 49 ppt.

Jadi, Mana yang Lebih Baik?

Baik ikan nila maupun mujair sama-sama memiliki keunggulan, baik dari segi rasa, nutrisi, maupun kemampuan adaptasi lingkungan. Namun, jika kamu penasaran soal asal-usul dan perbedaannya secara ilmiah, kini kamu sudah tahu bahwa keduanya tak bisa disamakan.

Kalau ingin membedakannya di pasar atau dapur, coba perhatikan warna sirip, bentuk kepala, dan garis-garis pada tubuhnya. Kini kamu bisa memilih dengan lebih cermat: mau ikan nila atau mujair?

Exit mobile version