“Semenjak ada combine (harvester.red), kami merasa terbantu. Proses panen lebih cepat, gabah tidak banyak yang terbuang dan biaya bisa ditekan,” ungkap Basri.
Selain penggunaan Alsintan modern, pompanisasi yang tengah digencarkan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam upaya menjaga produksi padi dengan mengoptimalkan sumber air, diakui Basri dan petani lainnya, memiliki dampak yang besar.
“Kemarin itu sebelum ada pompanisasi, kita panen cuma sekali satu tahun. Tapi setelah kita mendapatkan bantuan pompa, Alhamdulillah tahun ini sudah bisa dua kali. Bahkan selesai panen kali ini kita akan memulai tanam untuk mengejar panen ketiga kalinya,” ujarnya.
Selain Mentan Amran, turut hadir juga Kasum TNI, Letnan Jenderal TNI Richard Taruli H. Tampubolon, Kabaharkam, Komisaris Jenderal Polisi, Mohammad Fadil Imran, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Food Estate, Letjen TNI (Purn.) Ida Bagus Purwalaksana dan Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Zudan Arif Fakrulloh.
Sebagai informasi, pompanisasi merupakan upaya Kementan dalam rangka penambahan areal tanam (PAT) yang dikonsentrasikan di daerah-daerah sentra produksi, diantaranya Sulawesi Selatan.
2 Komentar