Tanaman Hanjeli dan Cara Budidayanya

Tanaman hanjeli ini masuk dalam salah satu serealia yang berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan pangan baru yang saat ini belum banyak dimanfaatkan di Indonesia, tanaman ini juga biasa disebut juga Jali atau Jali-Jali.

Tanaman hanjeli ini berbentuk rumpun setahun dengan bentuk batang yang tegak dan besar. Tinggi batang tanaman ini dapat mencapai 1-3 m. Sementara, untuk akar tanaman ini bersifat kasar dan sulit dicabut.

Tanaman hanjeli ini letak daunnya berseling dengan helaian berbentuk pita dan ukuran 1-5 cm, kemudian untuk ujung daun hanjeli ini berbentuk runcing, pangkalnya memeluk batang serta tepinya rata.

Bunga hanjeli ini akan keluar dari ketiak daun dan ujung percabangan, dimana bunga tersebut berbentuk bulir.

Sementara, untuk bentuk buahnya seperti buah batu dan berbentuk bulat lonjong dengan warna buah adalah putih atau biru-ungu dan berkulit keras saat sudah tua.

Daerah asal hanjeli ini adalah Asia Timur dan Malaya, termasuk Indonesia hingga India Timur lalu menyebar ke Cina, Mesir, Jerman, Haiti, Hawai, Jepang, Panama, Serawak, Filipina, Taiwan, Amerika hingga ke Venezuela.

Cara Budidaya Tanaman Hanjeli

Berikut ini beberapa cara budidaya hanjeli bagi pemula, yaitu:

1. Syarat Tumbuh Hanjeli

Tanaman ini dapat tumbuh baik pada kondisi iklim panas, di daerah yang terletak pada garis lintang 22 LU dan 22 LS serta pada ketinggian di daerah tropis dapat mencapai lebih dari 1000 m dpl.

Selain itu, untuk pH yang disukai ini sekitar 4,3-7,3 dengan tanah lempung berpasir atau tanah liat.

2. Pemilihan Bibit Hanjeli

Pastikan memilih bibit hanjeli dari varietas yang terbaik dan sesuaikan bibit dengan keadaan iklim, suhu, cuaca, pH maupun kelembaban daerah tanam.

Pilihlah juga benih yang sehat, tidak cacat dan baik pertumbuhannya bernas, tidak banyak serangan hama maupun penyakit.

3. Pengolahan Lahan Tanam Hanjeli

Sebelum melakukan penanaman, lahan yang akan digunakan nantinya untuk menanam hanjeli digemburkan terlebih dahulu dengan cara dicangkuli.

Selanjutnya, lakukan pemupukan dasar bisa dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk bokashi.

Setelah itu, buatlah bedengan dengan ukuran 40 cm x 60 cm dam untuk menghemat biaya penyiangan, kamu bisa menggunakan mulsa organik atau mulsa plastik.

4. Penanaman Hanjeli

Bagi kamu pemula yang ingin menanam tanaman ini, mungkin bisa memilih jenis hanjeli jenis pulut, jenis ini berbeda dengan jenis lainnya.

Hanjeli jenis pulutini diketahui tidak memiliki masa dormansi, tidak seperti hanjeli batu dengan masa dormansi hingga 4 bulan.

Bahkan, hanjeli jenis pulut dini tidak rumit dalam pemeliharaannya, jika dibandingkan dengan serealia lain

Jarak antar lubang tanam hanjeli ini dibuat 40 cm x 60 cm dengan 2-3 biji per lubang tanamnya.

Sebelum menanam, pastikan untuk menambahkan insektisida (Furadan 3G) dengan dosis rendah, yaitu sekitar 10-15 kg/ha.

Perlakuan tersebut akan berfungsia untuk membantu pertumbuhan tanaman dimasa awal dan benar-benar tidak akan terkena serangan hama penyakit. Walaupun diketahui hanjeli ini termasuk tumbuhan yang jarang terkena hama penyakit.

5. Perawatan Hanjeli

Usahakan untuk melakukan penyiraman pada pagi atau siang hari, apabila tidak ada hujan atau irigasi.

Lakukan juga pemupukan dengan mengunakan pupuk NPK sebanyak 2 kg/ha serta pupuk organik sebanyak 2 ton/ha.

Pemberian pupuk ini dapat dilakukan pada saat tanam, sementara pada saat menjelang pembungaan, lakukan pula pemupukan susulan 100 kg/ha NPK.

Setelah itu, kamu juga dapat melakukan penyulaman pada umur 21-24 HST atau saat awal fase vegetatif dengan biji.

6. Masa Panen Hanjeli

Tanaman hanjeli ini umumnya akan berbunga pada umur 68-132 hari setelah tanam. Apabila menghitung waktu panen biasanya berkisar antara 141-181 HST dan rata-rata 165 HST.

Pemanenan sudah dapat dilakukan jika biji hanjeli atau jali sudah matang secara fisiologis, yang ditandai dengan biji telah berisi atau bernas, keras jika ditekan dengan tangan, berwarna putih mengkilap dan berdasarkan deskripsi, malai dipetik hingga ketiak daun.

Komentar