7 Jamur Paling Beracun di Dunia yang Perlu Diwaspadai

wartanionline.com – Jamur merupakan salah satu makanan yang digemari banyak orang. Namun, tidak semua jamur aman untuk dikonsumsi. Beberapa jenis jamur memiliki racun mematikan yang dapat merusak organ tubuh dan menyebabkan kematian. Berikut adalah tujuh jamur paling beracun di dunia yang perlu dihindari:

1. Death Cap (Amanita phalloides)

Jamur death cap atau “payung maut” dianggap sebagai jamur paling mematikan di dunia. Banyak ditemukan di Eropa, jamur ini sering disalahartikan sebagai jenis jamur yang dapat dimakan seperti straw mushroom atau Caesar’s mushroom.

Racun amatoksin pada jamur ini tetap aktif meski dimasak, menyebabkan kerusakan serius pada hati, ginjal, dan sistem saraf pusat. Gejala seperti sakit perut, muntah, dan diare berdarah muncul 6-12 jam setelah konsumsi. Jika tidak segera ditangani, keracunan ini dapat berujung pada koma dan kematian. Salah satu korban terkenal adalah Paus Klemens VII, yang meninggal pada tahun 1534 akibat mengonsumsi jamur ini.

2. Conocybe filaris

Jamur ini sekilas terlihat seperti jamur rumput biasa, namun racunnya sangat mematikan. Banyak ditemukan di wilayah Pasifik Barat Laut, Conocybe filaris mengandung racun yang mirip dengan death cap, yang menyebabkan kerusakan fatal pada hati dan ginjal.

Gejala keracunan biasanya muncul 6-24 jam setelah konsumsi, berupa mual dan muntah. Karena gejala awalnya mirip keracunan makanan biasa, diagnosis sering terlambat, sehingga dampaknya fatal.

3. Webcaps (Cortinarius rubellus dan Cortinarius orellanus)

Dua jenis webcap, yaitu deadly webcap dan fool’s webcap, mengandung racun orellanin dengan masa laten hingga tiga minggu sebelum gejala muncul. Kerusakan ginjal permanen dan kematian adalah risiko utama keracunan jamur ini.

Pada tahun 2008, penulis Inggris Nicholas Evans secara tidak sengaja memasak webcap untuk keluarganya. Akibatnya, seluruh anggota keluarga membutuhkan transplantasi ginjal.

4. Autumn Skullcap (Galerina marginata)

Jamur autumn skullcap tumbuh di kayu dan tersebar luas di belahan bumi utara serta Australia. Racun amatoksin dalam jamur ini menyebabkan gejala seperti diare, muntah, hipotermia, dan kerusakan hati.

Kesalahan identifikasi sering terjadi, terutama dengan jamur halusinogen seperti Psilocybe, sehingga meningkatkan risiko keracunan.

5. Destroying Angels (Amanita species)

Destroying Angels adalah kelompok jamur putih dari genus Amanita yang sangat beracun. Jamur ini sering disalahartikan sebagai jamur kancing atau meadow mushroom yang aman dikonsumsi.

Salah satu spesiesnya, Amanita bisporigera, adalah jamur paling beracun di Amerika Utara. Gejala keracunan meliputi muntah, kejang, delirium, diare, hingga kerusakan hati dan ginjal, yang muncul dalam waktu 5-24 jam setelah konsumsi.

6. Podostroma cornu-damae

Jamur langka ini berasal dari Asia, terutama Jepang dan Korea. Tubuh buahnya yang berwarna merah mengandung racun trikotesein yang sangat berbahaya.

Gejala keracunan meliputi sakit perut, kulit mengelupas, rambut rontok, tekanan darah rendah, nekrosis hati, dan gagal ginjal akut. Beberapa kasus keracunan jamur ini berujung pada kematian akibat kegagalan organ multipel.

7. Deadly Dapperling (Lepiota brunneoincarnata)

Jamur deadly dapperling banyak ditemukan di Eropa dan Asia. Racun amatoksin yang dikandungnya menyebabkan kerusakan hati parah dan dapat berujung fatal jika tidak segera ditangani.

Kesalahan identifikasi sering terjadi karena kemiripannya dengan jamur yang dapat dimakan. Oleh karena itu, penting untuk selalu berhati-hati saat memilih jamur liar.

Komentar