Dengan luas lahan kurang lebih 70 Are, Nurhayati mampu memanen lebih dari 300 ikat bayam dengan nilai jual mencapai 5 juta untuk tiap periode panen.
“Selain permintaan yang tinggi, saya memilih budidaya sayur bayam karena usia tanamannya cukup singkat, hanya butuh waktu 20 hari untuk bisa dipanen” pungkasnya.
Waktu budidaya yang singkat juga dapat berpengaruh pada rendahnya biaya produksi yang diperlukan dalam budidaya sayur bayam.
Selain penekanan biaya pada produksi, Nurhayati juga melakukan pembibitan sendiri sehingga minim biaya dan juga kualitas tanaman dapat dijaga melalui penggunaan bibit yang berkualitas.
Umumnya, pemasaran sayur bayam dilakukan di pasar tradisional, supermarket dan restoran-restoran terdekat.
“Tidak hanya dalam bentuk sayur saja, kami juga menjual bayam dalam bentuk olahan kripik jika memang ada yang memesan” papar Nurhayati.
Sebagai penutup, Nurhayati juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pertanian atas bantuan yang telah diberikan.
“Kami diberikan bantuan berupa benih kangkung dan juga pupuk organik. Selain itu ada juga bantuan alat pengolahan hasil pertanian” tutup Nurhayati.
7 Komentar