“Air adalah infiltrasi. Dan air harus kita jadikan anugrah. Dengan kita belokan airnya ke lahan pertanian untuk irigasi makan dengan sendirinya ia akan menghasilkan karbohidrat dalam bentuk beras. Disitulah pentingnya kita membuat sumur resapan sebanyak banyaknya. Yang pasti, pemupukan harus benar dan di imbangi dengan pupuk organik, kalau di lahan miring imbangi dengan guludan agar erosi tidak banyak,” kata Dedi.
Dedi Nursyamsi menambahkan, dampak perubahan iklim, pandemi covid-19, dan perang Rusia dan Ukraina tak hanya membuat harga pangan mahal di tingkat global. Namun, juga membuat sarana prasarana pertanian, utamanya pupuk menjadi mahal.
“Pupuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas 15-75 persen, sehingga mana kala ada kenaikan harga pupuk saat ini signifikan tentu ini akan memukul secara telak para petani kita, dan praktisi pertanian kita,” kata Dedi.
Melalui Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), Kementan mendorong para petani memanfaatkan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal secara mandiri.
2 Komentar