Hewan Ternak Teratas Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca, Ini Peran dan Dampaknya dalam Perubahan Iklim

Inilah empat hewan ternak penyumbang emisi gas rumah kaca. Sektor peternakan memiliki peran krusial dalam menyediakan pasokan pangan dan membantu perekonomian.

Meskipun demikian, dampak peternakan pada emisi gas rumah kaca turut memberikan kontribusi pada perubahan iklim global yang semakin mengkhawatirkan.

Ternyata, beberapa hewan ternak seperti sapi dan kambing merupakan penyumbang utama emisi gas rumah kaca.

Hewan Ternak Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca

Inilah daftar hewan ternak sebagai penyumbang atau yang paling berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca:

1. Sapi

Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), sapi memiliki sistem pencernaan ruminan yang menghasilkan metana selama proses fermentasi makanan di perut mereka.

Metana merupakan gas rumah kaca yang memiliki dampak kuat pada pemanasan global.

Sapi menjadi salah satu penyumbang utama emisi metana di seluruh dunia.

2. Domba dan Kambing

Serupa dengan sapi, domba dan kambing juga memiliki sistem pencernaan ruminan yang menghasilkan metana.

Walaupun emisi metana per individu cenderung lebih rendah daripada sapi, populasi besar dari domba dan kambing menghasilkan kontribusi yang signifikan dalam jumlah total emisi.

3. Babi

Babi diketahui dapat menghasilkan emisi gas nitrat oksida.

Emisi gas tersebut bisa dihasilkan melalui pembusukan limbah hewan di tempat pemeliharaan.

Gas nitrat oksida adalah gas rumah kaca yang kuat dan memiliki dampak pada perubahan iklim.

4. Ayam dan Unggas Lainnya

Walaupun emisi gas rumah kaca dari unggas cenderung lebih rendah dibandingkan hewan ruminansia, praktik pemeliharaan intensif dan manajemen limbah unggas dapat menghasilkan emisi gas yang signifikan.

Mengapa Hewan Ternak Berperan dalam Emisi Gas Rumah Kaca?

Ternyata, menurut World Resources Institute (WRI), hewan ternak seperti sapi, domba, dan kambing memiliki peranan penting dalam menyediakan pangan dan sumber protein bagi manusia.

Namun, dampak negatifnya terlihat dalam bentuk kontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca, khususnya metana dan nitrat oksida.

Metana dilepaskan melalui proses pencernaan hewan ruminansia saat fermentasi makanan terjadi di saluran pencernaan mereka.

Sementara itu, nitrat oksida berasal dari limbah hewan dan pupuk yang terurai di lingkungan.

Kedua gas ini jauh lebih kuat dalam memerangkap panas di atmosfer dibandingkan karbon dioksida.

Metana, khususnya, memiliki kemampuan untuk memerangkap panas lebih dari 25 kali lebih efektif dalam jangka pendek.

Pengetahuan mengenai peran hewan ternak dalam emisi gas rumah kaca ini penting untuk merumuskan strategi berkelanjutan dalam peternakan, yang pada gilirannya dapat membantu memitigasi dampak perubahan iklim global yang semakin nyata.

Komentar