wartanionline.com – Menjalankan usaha budidaya jahe merah merupakan salah satu bentuk agribisnis yang cukup populer dan memberikan keuntungan menjanjikan.

Banyak masyarakat pedesaan yang menanam jahe merah, baik untuk dipasarkan ke kota-kota besar maupun diekspor ke luar negeri. Hal ini tidak lepas dari tingginya permintaan pasar terhadap jahe merah.

Tingginya minat ini disebabkan oleh banyaknya manfaat jahe merah bagi kesehatan. Rimpang jahe merah kerap dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan obat tradisional maupun tambahan dalam kuliner. Maka dari itu, budidaya jahe merah dinilai memiliki prospek cerah dalam jangka panjang.

Media Tanam Jahe Merah

Sebelum mulai menanam jahe merah, penting untuk memahami jenis media tanam yang cocok. Jahe merah tumbuh optimal di tanah yang subur dan gembur.

Agar hasil panen lebih maksimal, disarankan untuk memberikan pupuk kandang sebagai penunjang kesuburan tanah.

Penanaman dapat dilakukan langsung di tanah atau menggunakan wadah seperti polybag maupun karung bekas. Pilihan media tanam bisa disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia. Jika lahan terbatas, penggunaan polybag menjadi solusi efektif.

Langkah Budidaya Jahe Merah

1. Persiapan Lahan

Langkah awal adalah menyiapkan lahan tanam yang gembur dan memiliki tingkat kesuburan yang baik. Prosesnya meliputi:

  • Membajak atau mencangkul tanah agar gembur.

  • Membuat bedengan selebar 1 meter dan tinggi 25–30 cm, panjangnya menyesuaikan ukuran lahan.

  • Memberikan jarak antar bedengan sekitar 50 cm.

  • Menaburkan pupuk kandang sekitar 10 kg per 10 m² bedengan.

  • Membuat lubang tanam berjarak 25 x 25 cm dengan kedalaman 25–30 cm.

  • Mengisi setiap lubang dengan 0,5 kg pupuk kandang.

  • Diamkan lahan selama satu minggu sebelum ditanami.

2. Pemilihan Bibit

Setelah lahan siap, tahap selanjutnya adalah memilih rimpang jahe merah sebagai bibit. Bibit yang baik memiliki ciri:

  • Ukuran besar dan utuh, tidak cacat.

  • Warna merah cerah.

  • Tekstur segar dan tidak keriput, mengandung cukup air.

Rimpang yang telah dipilih diletakkan di tempat teduh, disiram secukupnya hingga muncul mata tunas. Selama proses ini, rimpang yang membusuk harus segera dibuang.

3. Persemaian

Rimpang yang bertunas kemudian dipotong, masing-masing potongan memiliki 3–5 mata tunas.

Sebelum disemai, potongan rimpang dicelupkan ke larutan fungisida dan ZPT selama 1–2 menit, lalu dikeringkan.

Bibit disemai secara berjajar pada media tanam, lalu ditutup dengan jerami atau bahan organik lainnya. Setelah 3–5 minggu dan tunas tumbuh merata, bibit siap dipindahkan ke media tanam utama.

4. Penanaman

Penanaman dilakukan pada polybag berukuran 60 x 60 cm atau karung goni berisi campuran tanah dan pupuk kandang.

Bibit ditanam satu per satu dalam wadah, lalu ditata rapi agar pertumbuhannya optimal.

Perawatan Tanaman

  • Penyiraman dilakukan rutin, terutama pada musim kemarau dan usia tanaman 0–3 bulan.

  • Penyiangan gulma dilakukan minimal setiap dua bulan agar tanaman tidak terganggu.

  • Pemupukan dilakukan saat tanaman berusia 2 bulan menggunakan pupuk bokashi dan tanah (perbandingan 1:3). Pupuk ditambahkan lagi secara berkala hingga usia tanam 8 bulan.

Hama umum yang menyerang antara lain kepik, ulat, dan kumbang. Sementara penyakit yang sering muncul meliputi busuk rimpang, layu bakteri, dan bercak daun. Pencegahan bisa dilakukan secara alami atau menggunakan pestisida sesuai dosis.

Proses Panen

Panen jahe merah dapat dilakukan mulai usia 3–4 bulan, tergantung kebutuhan pasar. Untuk hasil maksimal, panen dilakukan di akhir masa tanam dengan mencabut tanaman beserta rimpangnya.

Setelah itu, potong bagian pangkal batang dan simpan rimpang dalam wadah bersih agar tetap segar. Pisahkan rimpang yang sehat dari yang rusak untuk menjaga kualitas panen.

Melonggarkan media tanam sebelum panen akan memudahkan pencabutan rimpang dan membantu menghasilkan jahe merah berkualitas tinggi.

Jika kamu tertarik dengan usaha agribisnis yang punya peluang besar di masa depan, budidaya jahe merah bisa menjadi pilihan yang tepat.