Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia memenuhi panggilan Komisi XI DPR RI guna melaporkan program keuangan negara, turut hadir dalam rapat tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani beserta jajaran dari lingkup kementerian tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa kedatangan mereka di ruang rapat komisi XI DPR RI untuk melaporkan rencana kerja dan anggaran tahun 2023 yang sebelumnya suda banyak dilakukan pembahasan pada pagi indikatif pada awal bulan Juli lalu, Kementerian Keuangan sebagai bendahara negara terus menjaga pengelolaan nya guna menghadapi tantangan-tantangan yang muncul nantinya, terakhir tantangan yang sangat besar adalah mengenai Covid dan pandemi yang sampe sekarang suda sedikit terkendali.
“Namun juga melihat bahwa kondisi perekonomian kita saat ini suda cukup membaik karena adanya resiko baru sehingga mempengaruhi inflasi global yang meningkat di ikuti dengan kenaikan suku bunga yang berpotensi menimbulkan gejolak disektor keuangan lebih stabil” katanya diruang rapat komisi XI DPR RI, (5/9).
Baca Juga : Anniversary Dan Nobar Akbar Inter Club Indonesia
Ia juga menegaskan bahwa oleh karena itu, kami akan terus menggunakan APBN sebagai instrumen fiskal didalam menghadapi dinamika yang terus berkembang termasuk dalam menghadapi krisis pangan dan krisis energi, APBN 2023 ini disusun dengan semangat optimis namun waspada. Optimis dalam pencapaian Kemenkeu cukup bagus dalam pemulihan ekonomi nasional serta kewaspadaan yang muncul yaitu tingkat penyaluran anggaran negara tidak merata.
“Sri juga menjelaskan bahwa “harus membuat proyeksi yang masi sangat dinamis ini, ini kami lihat bukan dari sisi ekonomi saja akan tetapi dari sektor keaman dan politik global yang kian hari berubah,” ucapnya.
Ini menyebabkan suatu ketidakpastian serta menjadi suatu elemen yang sangat mempengaruhi suasana tahun 2023 mendatang, dalam menghadapi suasana ketidakpastian ini APBN bekerja sebagai shock absorber yang sedapat mungkin mengendalikan perekonomian negara.
[Rivaldi]
Komentar