BMKG sudah memperingati kita, jika pada Mei dan Juni merupakan El Nino lemah, sedangkan pada Agustus merupakan puncak El Nino. Maka, pertanian tidak boleh bersoal karena manusia punya akal untuk mengantisipasi kekeringan yang melanda sektor pertanian”, tegas Kabadan Dedi.
Dalam acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Volume 25, bertemakan Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam Antisipasi El Nino, Selasa (27/06/2023) di AOR BPPSDMP, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya mengatakan bahwa dengan terbatasnya curah hujan berarti harus diantisipasi. Diantaranya dengan melakukan efisiensi dalam penggunaan air.
Dalam pertanian kita ada sistem irigasi padi berselang, dan optimalkan embung yang ada. Selain itu, ada juga alsintan khususnya pompa air serta penggunaan varietas padi yang toleran terhadap kekeringan”, ujar Bustanul.
Menurut Narasumber Ngobras, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Bambang Pamuji mengatakan diperlukannya strategi pemenuhan kebutuhan pangan tahun 2023, salahsatunya dengan mitigasi wilayah rawan kekeringan pada Juni sampai dengan Oktober.
4 Komentar