Kabadan juga menambahkan bahwa 6kunci keberhasilan SIMURP adalah kerjasama dan sinergitas dari seluruh pelaku proyek dari pemerintah pusat sampai pemerintah daerah. Karena kalau salah satunya tidak ada kerjasama yang baik maka program SIMURP akan sia-sia.

Upaya antisipasi melalui SIMURP khususnya dengan smart farming, memberikan banyak manfaat untuk petani dan penyuluh. SIMURP mengajarkan banyak hal seperti pertanian pintar dalam menghadapi perubahkan iklim yakni CSA, cara mengantisipasi dan menangani serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), penggunaan pupuk berimbang, pembuatan pupuk organik dan banyak lainnya, jelas Kabadan lagi.

Dalam rangka evaluasi penerapan kegiatan SIMURP di lapangan, Tim World Bank (WB) melakukan kunjungan kerja ke lokasi demplot CSA di Desa Jatimulya, Kec Compreng, Kab Subang, Jawa Barat, Sabtu (26/05/23). Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui secara langsung hasil kegiatan SIMURP di lapangan.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya mengatakan penerapan program SIMURP dengan pendekatan CSA di Subang telah dapat meningkatan fungsi dan indeks pertanaman, selain itu dengan berbagai inovasi yang diterapkan, diharapkan dapat meningkatkan keuntungan dan kualitas petani Subang. SIMURP juga mendorong petaninya mendiversifikasikan produk pertaniannya tidak hanya pada on farm tapi juga pada off farm dari hulu hingga hilir.