Mutiara ketiga sebagai bekal membangun pertanian adalah kolaborasi atau kerja sama. Dedi mendorong para pelaku usaha pertanian untuk menjalin kerja sama dengan seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan.

Termasuk, lanjut dia, bekerja sama dengan konsumen. Berkaitan dengan konsumen, Dedi mengingatkan pentingnya mengerti kemauan pasar sebelum melakukan aktivitas produksi hingga distribusi.

“Pertanian bukan hanya soal panen, kalian berbisnis harus dimulai dari pasar,” sambungnya.

Dedi Nursyamsi juga mendorong para petani milenial sebagai ujung tombak pertanian Indonesia masa depan, untuk memanfaatkan basis data (database) dalam mendukung usaha pertanian. Database yang tersedia di banyak institusi baik pemerintahan, perguruan tinggi, dan lainnya, bisa dipelajari untuk melihat permintaan (demand) dan penawaran (demand).

Dengan semangat,  Dedi menekankan pentingnya regenerasi pertanian. Ia mendorong para petani milenial, melakukan resonansi dengan mengajak generasi muda yang lain bergerak dalam bidang pertanian.