Contohnya seperti status hara tanah, kelembaban udara, kondisi cuaca dan lainnya yang diperoleh dari lapang dan dari perangkat yang ditanamkan pada lahan pertanian.

Dalam prakteknya dilapangan, metode ini meng-upgrading sebuah alat pertanian dengan menggunakan teknologi berdasarkan kebutuhan, seperti penambahan sensor, GPS, wifi dan lain sebagainya. Salah satu contoh alat pertanian yang diciptakan pada metode ini adalah Sprayer Drone.

Dalam pelaksanaannya, metode smart farming ini melibatkan 6 teknologi yaitu:

  1. Teknologi penginderaan, teknologi sensor cerdas yang digunakan untuk mengetahui kandungan tanah yang sesungguhnya mulai dari kelembaban, kandungan air serta manajemen suhu.
  2. Sifware application, aplikasi ini digunakan untuk dapat mempermudah mengelola, mengolah data dan informasi yang dihasilkan dari alat sensor cerdas.
  3. Teknologi komunikasi, perangkat telekomunikasi seluler yang dapat digunakan untuk mengirimkan informasi terkait kondisi lahan pertanian hingga sebagai pengingat aktivitas pertanian.
  4. Teknologi GPS, perangkat GPS yang dapat digunakan untuk pemetaan lahan.
  5. Hardware, perangkat keras yang dapat membantu pekerjaan secara otomatis dan terukur, seperti robot atau drone.
  6. Data analysis, semua data on farm yang akan dianalisa secara menyeluruh oleh system aplikasi dan digunakan acuan untuk pengambilan keputusan dan prediksi pertanian kedepan.