Lewat Program PHLN BPPSDMP Kementan Buktikan Pendapatan Petani Meningkat Hingga 95 Persen

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan produksi dan produktivitasnya melalui program-program andalannya. Diantaranya melalui Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) yang diinisiasi oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPPSDMP) dan akan berakhir pada September 2023.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan jika salah satu tujuan IPDMIP adalah meningkatkan pendapatan petani. Mentan Syahrul sangat berharap program IPDMIP bisa memberikan dampak lebih untuk pertanian.

“Karena program ini bertujuan  untuk meningkatkan pendapatan pertanian, khususnya di Daerah Irigasi (DI) melalui peningkatan produktivitas, pembukaan akses pasar dan  jasa keuangan”, ujar Mentan Syahrul.

Pada acara Workshop Nasional Koordinasi dan Diseminasi Hasil Integrated Participatory Development and Management Irrigation Project (IPDMIP), di Bali (25/08/2023) Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa goal atau tujuan yang ingin dicapai dalam program IPDMIP adalah meningkatkan ketahanan pangan serta mata pencaharian masyarakat pedesaan. Serta meningkatkan pertanian irigasi secara berkelanjutan

Selain itu, Workshop ini bertujuan menyampaikan hasil-hasil yang telah dicapai oleh IPDMIP selama enam tahun yaitu dari tahun 2018 hingga 2023.

“Berdasarkan hasil tersebut seyogyanya kita dapat merumuskan kebijakan untuk langkah-langkah ke depan terutama mendorong keberlanjutan dan mereplikasi kegiatan pemberdayaan petani pasca proyek IPDMIP baik oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta untuk perbaikan pelaksanaan proyek-proyek sejenis di masa-masa yang akan datang”, ujar Kabadan Dedi.

Kabadan Dedi menambahkan, berdasarkan laporan pencapaian IPDMIP dari sisi penyerapan pinjaman selama enam  tahun, hanya mampu memanfaatkan sekitar 45% dari total pinjaman sebesar EUR 93.150.000.  Hal ini tentunya pemanfaatan pinjaman tersebut kurang optimal.

Namun dari sisi pencapaian output, outcome dan dampaknya di lapangan menghasilkan pencapaian yang melebihi dari target yang telah ditetapkan.

“Saya merasa sangat bangga dan mengapresiasi atas atas kerja keras dan dukungan semua pihak yang terlibat baik di pusat, provinsi maupun kabupaten, termasuk para penyuluh dan petani di lapangan”, ungkapnya.

Kabadan Dedi juga menambahkan beberapa capaian penting dari IPDMIP diantaranya adalah jumlah rumah tangga petani yang telah dilayani mencapai 301.653 RTP atau 88,8% dari target. Tingkat pencapaian ini hampir dua kali lipat dari tingkat penyerapan pinjaman, hal ini berarti telah terjadi efisiensi dalam pemanfaatan pinjaman IFAD.

Berdasarkan hasil survai endline dilaporkan bahwa 95% petani penerima manfaat IPDMIP meningkat produktivitas padinya atau mencapai 126,7% dari target.

“Produktivitasnya meningkat rata-rata 14% per hektar, dari 6,12 ton/ha (saat baseline) menjadi 6,95 ton/ha (saat endline),” kata Dedi Nursyamsi.

Ia menilai, peningkatan produktivitas padi berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan petani.

“Berdasarkan survai endline, bahwa 94% penerima manfaat proyek meningkat pendapatannya, dan 88% meningkat indeks kepemilikan asetnya,” jelasnya.

Secara kualitatif, Dedi juga menilai, dapat pula dikemukakan bahwa perubahan yang paling bermakna yang diwujudkan oleh IPDMIP kepada para penerima manfaat IPDMIP, yakni perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dilanjutkan dengan penerapan atau adopsi teknologi sehingga akan menghasilkan perubahan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan yang dicirikan dengan peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.

“Perubahan bermakna lainnya yang dirasakan oleh para petani dan penyuluh pertanian, terutama terjadi pada perbaikan layanan penyuluhan yang dilakukan melalui sekolah lapang (SL), forum berbagi pengalaman, kunjungan lintas desa, akses benih bermutu, mekanisasi, dan perbaikan

Sementara itu, hasil analisis finansial dan ekonomi yang telah dilakukan menyimpulkan bahwa proyek ini tergolong layak, di mana setiap satuan biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek memberi manfaat 2,24 kali lipat.

Berdasarkan kinerja yang ditunjukkan oleh IPDMIP pada level output, outcome, dan dampak serta perubahan di lapangan, Ia yakin banyak best practices dan lesson learned yang layak diangkat, disebarluaskan dan dijadikan pelajaran dalam mendorong keberlanjutan dan replikasi kegiatan pemberdayaan petani pasca proyek IPDMIP baik oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Disamping itu,  untuk perbaikan pelaksanaan proyek-proyek sejenis di masa-masa yang akan datang.

Saya senang dan mengapresiasi bahwa hal-hal tadi menjadi topik diskusi pada sebagian besar sesi pertemuan workshop ini, dengan menghadirkan para narasumber, baik dari unsur pemerintah daerah, kelembagaan petani, penyuluh, dan petani sendiri.

Melalui ajang pertemuan workshop ini, yang dihadiri secara bersama oleh Bappenas, Kementerian Keuangan, IFAD dan ADB, dengan masukan dari semua daerah, Ia berharap momentum ini dapat menghasilkan rumusan strategi dan langkah-langkah ke depan (way forward) setelah IPDMIP berakhir. Hal ini  guna menjaga keberlanjutan hasil proyek berupa replikasi kegiatan ke lokasi dengan kelompok sasaran yang lebih luas dan Menyusun langkah persiapan yang lebih matang dalam pengelolaan proyek sejenis di masa mendatang, tutup Kabadan Dedi. (ZM/NF)

Komentar