Potensi tersebut melibatkan lahan tadah hujan, lahan lebak, dan lahan pasang surut.

Proses penggarapan dilakukan secara bertahap, dengan pengejaran pertama pada 1 juta hektare di lahan mineral atau rawa yang cocok untuk penanaman padi.

“Kita kejar dulu yang 1 juta hektare di rawa mineral atau rawa yang bisa ditanami padi. Pokoknya, kita kerja yang maksimal, yang lebih cepat kita kejar,” ungkap Suwandi.

Pihak Kementan telah memulai konsolidasi dengan pemangku kepentingan, termasuk persiapan bibit dan pupuk. Menurut Suwandi, proses penanaman padi yang dimulai sejak November ini berpotensi menuai hasil pada Februari 2024.

“Ini November mulai tanam, panen Februari. Yang ditanam Desember, panen Maret,” tandasnya.

Langkah ini menandai upaya besar pemerintah untuk memanfaatkan potensi lahan yang belum dimanfaatkan sepenuhnya, dengan harapan dapat menggenjot produksi pangan dan meningkatkan ketahanan pangan dalam negeri.***