Perluas Akses Permodalan Petani Milenial, Kementan Gandeng PNM Lewat Pojok Kredit

Maros – Melalui program Tani Akur (Petani Milenial Akses KUR) Kementerian Pertanian (Kementan) berusaha mendongkrak kemajuan sektor usaha bidang pertanian khususnya di kalangan pemuda tani milenial.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong para petani Indonesia untuk mengakses permodalan usaha melalui Program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Bahkan Mentan menyebutkan bahwa capaian KUR dari para petani milenial akan mendukung jalannya pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

“Jika banyak petani milenial yang berhasil akses KUR, tentunya usahanya akan lebih berkembang. Jika usaha lebih berkembang, akan tercipta ketahanan pangan nasional”, ujar Mentan Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa hadirnya strategi Tani Akur adalah menjadi solusi dukungan pembangunan wirausaha muda pertanian.

“Hadirnya strategi Tani Akur adalah menjadi solusi dukungan pembangunan wirausaha muda pertanian. Saya yakin seyakinnya, bahwa program ini dapat menjawab tantangan pembangunan pertanian kita”, tegas Dedi.

Kredit Usaha Rakyat (KUR) memang digulirkan Pemerintah untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada pengusaha tani skala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang disalurkan melalui lembaga keuangan dengan pola penjaminan.

Terbaru (21/6), Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) PPIU Sulawesi Selatan mengadakan Millenial Agriculture Forum (MAF) Edisi Tani Akur dengan tema “Kupas Tuntas Kredit Permodalan Nasional Madani (PNM)”. Kegiatan ini diadakan secara luring dan daring di Aula BPP Kecamatan Lau, Maros.

Kegiatan ini menghadirkan 4 narasumber, yaitu Abdul Kadir selaku Manajer Bisnis ULaMM PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) Makassar, Lutfi.J selaku Legal & License PT. Japfa Comfeed tbk, Wahida selaku Kepala BPP Lau dan Nurlia selaku Local Champion Kabupaten Maros.

Peserta Millenial Agriculture Forum (MAF) Program YESS ini sebanyak 126 peserta terdiri dari perwakilan Kepala Dinas Pertanian Maros, District Implementation Team (DIT) Kab.Maros, Financial Advisor (FA) Kab.Maros, Mobilizer Kab.Maros, Fasilitator Pemuda (Fasmud) Kecamatan Lau, Staf BPP Lau, Petani Milenial Kecamatan Lau, dan Mahasiswa Polbangtan Gowa yang terbagi secara luring dan daring melalui aplikasi zoom.

Di depan para peserta, Nurlia yang merupakan penerima manfaat program YESS dan Local Champion di Kabupaten Maros mengatakan bahwa dengan adanya program YESS ini dapat memajukan usaha jamur tiram miliknya.

“Pada tahun 2020 saya menerima manfaat dari Program YESS yang membantu saya untuk memajukan usaha jamur tiram sampai saat ini dengan omset sebesar 24jt setiap bulannya”.

Nurlia juga menambahkan berkat Program YESS ini juga dia membuka lapangan pekerjaan khususnya untuk perempuan kepala keluarga.

“Dengan adanya usaha saya saat ini, saya sedang mempekerjakan 5 orang karyawan yang notabennya ibu-ibu semua yang merupakan perempuan kepala keluarga (pekka). Penghasilan yang didapatkan dengan bekerja disini sangat membantu mereka untuk keberlangsungan hidup sehari-harinya”.

Wahida yang merupakan Kepala BPP Lau mengatakan dengan adanya program YESS sudah sangat mampu mengubah image petani dan selalu memberikan motivasi yang baru.

“Pertanian itu bukan hanya yang berhubungan langsung dengan lumpur. Kegiatan Program YESS sudah sangat mampu merubah image petani dan memberikan motivasi-motivasi mulai dari kegiatan yang telah dilaksanakan, baik itu motivasi untuk melakukan usaha, dan motivasi bisnis”.

“Sebelum mendapatkan KUR, petani dilatih dulu melalui Program YESS bagaimana memanage usaha mereka, memanage modal, dan menyusun proposal usaha yang mereka akan kembangkan”, ujar Wahida.

Dengan adanya kegiatan Millenial Agriculture Forum (MAF) khususnya materi pembahasan KUR tersebut para petani akhirnya mengetahui bahwa ada cara mengakses permodalahan usaha pertanian yang dapat membantu meningkatkan usahanya.

Komentar