Tanaman Wasabi Tak Cuma di Jepang, Ternyata Juga Bisa Ditanam di Indonesia

Tanaman wasabi tak cuma di Jepang, ternyata juga bisa ditanam di Indonesia. Bagi pecinta masakan Jepang, seperti sushi, pasti sudah tidak asing lagi dengan wasabi.

Rasa pedasnya yang menyengat seperti cabai namun juga memberikan kesegaran seperti mint menjadikan wasabi memiliki citarasa yang unik.

Biasanya, wasabi digunakan sebagai pendamping makanan Jepang, seperti sambal yang sering dicocol.

Tanaman ini umumnya ditemukan di Jepang sebagai tanaman lokal.

Namun, tahukah Anda bahwa budidaya wasabi juga dilakukan di Indonesia?

Gambaran Singkat tentang Tanaman Wasabi

Wasabi berasal dari rimpang tanaman wasabi yang diolah menjadi parutan.

Secara ilmiah, wasabi adalah anggota keluarga mustard dan mengandung senyawa allyl isothiocyanate, yang juga memberikan rasa pedas pada lobak.

Nama ilmiah wasabi adalah Wasabia japonica.

Tanaman ini termasuk dalam keluarga Brassicaceae, yang juga mencakup lobak, mustard, dan brokoli.

Wasabi mengandung beberapa senyawa yang memberikan rasa dan manfaat khasnya, termasuk allyl isothiocyanate, sinigrin, dan glucosinolates.

Selain itu, wasabi juga mengandung antioksidan yang baik dan telah terbukti memiliki sifat antiinflamasi dan antibakteri.

Budidaya Wasabi di Indonesia

Di Indonesia ternyata kita masih bisa budidaya tanaman wasabi.

Salah satu daerah yang membudidayakan tanaman wasabi ini ada di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, tepatnya di kawasan dataran tinggi Dieng.

Karakteristik tanah yang subur di daerah dengan ketinggian ini memungkinkan pertumbuhan tanaman wasabi yang baik.

Menurut sumber dari TribunJateng, kebun wasabi di Dieng ini bukanlah hasil usaha penduduk setempat, tetapi dikelola oleh sebuah perusahaan yang memiliki koneksi dengan perusahaan Jepang.

Lokasi kebun ini masih berada di kawasan wisata Telaga Merdada. Budidaya tanaman ini tidaklah ditujukan untuk konsumsi lokal.

Melainkan wasabi ini setidaknya memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai salah satu komoditas.

Bahkan, pihak pengelola wisata juga berencana untuk mengembangkan budidaya wasabi ini sebagai agrowisata.

Sehingga, pengunjung dapat menikmati panorama indah sekaligus berkunjung ke kebun tanaman khas Dieng, seperti carica dan kentang dieng.

Masih di kawasan Dieng, tepatnya di Desa Kepakisan, ada seorang warga bernama Rohim yang juga menanam wasabi.

Ia mendapatkan bibit wasabi tersebut dari seorang teman, meskipun awalnya tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang wasabi.

Namun, dengan iseng mencoba menanamnya, ia menemukan bahwa tanaman tersebut tumbuh dengan baik di pekarangannya.

Jika kita beralih ke Kota Bogor, kita juga dapat menemukan budidaya wasabi di Kuntum FarmField, yang terletak di Kelurahan Sindangrasa, Kecamatan Bogor Timur.

Di sini, tanaman wasabi ditanam di antara pepohonan yang tinggi.

Hal ini dilakukan karena wasabi tidak tumbuh dengan baik jika terpapar sinar matahari secara langsung.

Suyanto, pendiri Kuntum FarmField, menjelaskan bahwa wasabi dapat dipanen kapan saja karena tidak memiliki musim khusus.

Tanaman tersebut biasanya mencapai kematangan dan siap dipanen setelah tiga hingga empat tahun.

Karena membutuhkan waktu tumbuh yang lama dan hanya sebagian kecil akar yang dapat dipanen, harga jual wasabi di pasaran cukup tinggi.

Biasanya, wasabi diolah menjadi bubuk atau pasta sebelum dijual.

Secara keseluruhan, meskipun wasabi sering dikaitkan dengan masakan Jepang, budidaya tanaman ini juga dapat ditemukan di Indonesia.

Iklim dan tanah subur di beberapa wilayah Indonesia, seperti Dieng dan Bogor, telah memungkinkan pertumbuhan wasabi yang sukses.

Baik dikonsumsi secara lokal maupun dipasarkan untuk kegunaan kuliner dan medis, kehadiran wasabi di Indonesia menunjukkan keragaman produksi pertanian negara ini dan berkontribusi pada peningkatan keragaman tanaman lokal.

Komentar