Di Kuil Myojin, Hiroshima, Jepang, terdapat pohon Ginkgo Biloba yang terkena radiasi bom atom.
Umur pohon Ginkgo Biloba tersebut diperkirakan lebih dari 150 tahun.
Walaupun terpapar radiasi bom atom sejak 78 tahun yang lalu, namun pohon Ginkgo Biloba tersebut masih tetap bertahan hidup hingga saat ini.
Selain terkena dampak bom atom, pohon tersebut masih bertahan meski terkena topan dan petir.
Bahkan, ia masih menghasilkan tunas segar yang indah pada musim semi.
Ginkgo Biloba, Sang Korban Selamat Bom Atom Hiroshima
Dilansir dari Hiroshima for Peace, Esho Yagi, yaitu seorang pendeta di kuil tersebut berkata, bahwa ia telah menjalani hidupnya bersama pohon tersebut sejak lahir.
Dikatakannya, bahwa tanaman tersebut berada di sekitar 2 kilometer dari pusat ledakan atom.
“Ledakan dari bom pada waktu itu, telah menghancurkan seluruh jalan di daerah ini.
Bangunan di kuil juga runtuh, karena kebakaran.
Yang saya dengar, orang-orang yang berlindung di tempat ini merasa pasrah dan sudah pasti tidak selamat.”
Kehidupan Setelah Bom Atom
Seiring dengan berjalannya perbaikan kota, pohon Ginkgo tersebut terus hidup bersama warga kota ini.
Setiap tahun di musim semi, pohon tersebut mengeluarkan tunas baru.
Ketika musim gugur, akan banyak daun Ginkgo berwarna cerah yang berguguran disertai dengan tumbuhnya kacang Ginkgo yang gemuk.
“Sayangnya, akibat topan yang melanda Hiroshima pada Agustus 2021, batang pohon ini patah.
Ketika saya mengetahui bahwa pohon ini rusak karena angin, saya berfikir, ‘apakah ini akhir hidup dari pohon tersebut?’.
Namun saya ingin melakukan sesuatu untuk pohon ini, karena ia telah bertahan begitu lama. Jadi saya berkonsultasi dengan seorang ahli pohon, dan syukurlah ia bisa menghasilkan tunas baru”, ujar Pendeta Yagi.
“Pohon ini adalah saksi hidup dari kejadian bom atom, jadi kita harus selalu menghargai dan merawatnya secara tulus.
Saya harap, akan ada lebih banyak orang yang dapat mengunjungi dan menyentuh secara langsung pohon ini.
Agar mereka dapat merasakan secara langsung, kekuatan dari pohon tersebut.”***
Komentar