Apakah Tanaman Bisa Menangis Jika Tak Disiram? Ini Faktanya

Fakta tanaman menangis ketika tidak disiram. Tanaman memiliki kehidupan yang jauh lebih kompleks daripada yang mungkin kita bayangkan.

Selain berperan sebagai produsen oksigen dan penyerap karbon dioksida, tanaman juga dapat berkomunikasi secara tidak langsung dengan lingkungannya, termasuk melalui suara.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tanaman menangis bisa terjadi dengan kata lain dapat mengeluarkan suara layaknya tangisan manusia saat mereka membutuhkan air atau mengalami stres.

Fenomena ini membuka jendela baru dalam pemahaman kita tentang dunia tumbuhan.

Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti seperti Itzhak Khait dan timnya menemukan bahwa tanaman, khususnya tomat dan tembakau, memiliki kemampuan untuk menghasilkan suara ultrasonik saat mereka mengalami stres.

Tanaman yang mengalami kekeringan atau cedera, seperti dipotong sedikit batangnya, diketahui mengeluarkan suara seperti ‘pop’ atau ‘klik’.

Suara ini muncul dalam frekuensi tinggi, berkisar antara 40 hingga 80 kilohertz, yang jauh melebihi rentang pendengaran manusia yang hanya sekitar 20 kilohertz.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang mengalami stres dapat mengeluarkan 25 hingga 35 suara tinggi per jam, sementara tanaman yang sehat hanya mengeluarkan satu suara per jam.

Ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah suara ini bertindak sebagai sinyal komunikasi antar-tanaman atau dengan organisme lain di sekitarnya.

Menurut Lilach Hadany, seorang ahli biologi evolusioner dari Universitas Tel Aviv, suara tersebut berasal dari mekanisme yang disebut kavitasi di dalam xilem tanaman.

Ketika tanaman mengalami stres, seperti kekurangan air, gelembung udara dapat terbentuk di dalam xilem.

Ketika gelembung ini pecah, mereka menghasilkan suara yang terdengar seperti letupan atau klik.

Namun, walaupun tanaman mampu mengeluarkan suara, suara tersebut tidak bisa didengar oleh telinga manusia tanpa menggunakan alat bantu seperti mikrofon. Hal ini disebabkan oleh frekuensi suara yang terlalu tinggi.

Kemungkinan, suara ini dapat didengar oleh mamalia, serangga, atau bahkan tumbuhan lain, namun perlu penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hal ini.

Penemuan ini membawa hasil yang menarik dalam pertanian dan konservasi.

Dengan pemahaman lebih dalam tentang respons suara tanaman terhadap stres, para petani dan ahli lingkungan dapat mengembangkan metode yang lebih baik untuk merawat tanaman dan memastikan kesejahteraan mereka.

Seiring dengan perkembangan penelitian ini, mungkin kita akan semakin dekat untuk memahami bahasa tersembunyi di alam tanaman yang masih terus menjadi misteri bagi kita.

Komentar