Mengapa Strawberry di Indonesia Kecil dan Asam? Cari Tahu Faktanya di Sini

Akhir-akhir ini sedang viral, foodvlogger di akun instagram @nanakoot_ yang kerap memakan strawberry dari luar negeri.

Ada strawberry Korea, Jepang, Australia, hingga US.

Terlihat jelas perbedaan antara strawberry Indonesia dengan produksi dari luar negeri.

Dilansir dari Lotte Mart Indonesia, jika strawberry luar negeri terasa manis dan airnya banyak.

Jika dari segi ukuran, produksi dari Indonesia memiliki ukuran buah yang kecil.

Lantas, mengapa buah ini jika di Indonesia tidak dapat tumbuh seperti hasil produksi dari luar negeri?

Mengapa Strawberry di Indonesia Kecil dan Asam?

Menurut laman Strawberryplants.org, ukuran kecil dan rasa asam pada strawberry terjadi ketika buah tersebut tidak tumbuh secara optimal.

Selain itu, kondisi cuaca ekstrem juga dapat mempengaruhi rasa buah dan membuatnya terasa asam.

Telah kita ketahui, cuaca di Indonesia cenderung hangat karena beriklim tropis.

Sehingga buah ini tidak dapat tumbuh seperti hasil produksi di luar negeri.

Dalam sebuah pertanyaan di Quora, user bernama Abdul Rahman, ia adalah lulusan dalam bidang Budidaya Pertanian dari Universitas Hasanuddin.

Abdul menjelaskan bahwa rasa strawberry dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal melibatkan varietas buah yang ditanam.

Beberapa varietas telah mengalami proses bioteknologi atau rekayasa genetik untuk menghasilkan buah dengan rasa yang lebih manis.

Untuk faktor eksternal, biasanya dipengaruhi oleh jenis tanah, iklim, dan curah hujan.

“Strawberry  merupakan buah subtropis yang memerlukan suhu antara 17 hingga 20 derajat Celsius dengan curah hujan sekitar 600 hingga 700 mm per tahun,” jelasnya.

“Artinya, strawberry tidak sepenuhnya cocok dengan iklim dan cuaca di Indonesia.

Ini adalah alasan mengapa rasanya berbeda saat ditanam di lingkungan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Selain itu rasa buah juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan, seperti curah hujan.

Jika lingkungan terlalu lembab, maka rasa buah akan tereduksi.

Namun, jika lingkungan kekurangan air, rasa buah akan terasa asam.”

Itulah sebabnya, mengapa buah ini banyak ditemui di daerah dataran tinggi seperti Bedugul, Bali.

Meski begitu, buah yang dihasilkan tidak semanis produksi Korea atau US, karena iklim disini tidak sedingin di luar negeri.***

Komentar