GOWA – Dalam rangka memajukan sektor pertanian di Indonesia, Kementerian Pertanian terus menggenjot penumbuhan wirausahawan muda dibidang pertanian melalui berbagai program.
Salah satunya, melalui pendidikan vokasi, penumbuhan wirausaha muda pertanian, Program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS), pelatihan kewirausahaan, pelatihan smart farming, pelatihan literasi keuangan dan berbagai pelatihan lainnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendorong Generasi muda untuk mengubah paradigma pertanian bukan hanya sebuah bisnis namun juga sebagai fondasi utama keberlanjutan ekonomi.
“Hal ini tentunya perlu dukungan dari SDM pertanian yang memiliki potensi besar yang berasal dari usia produktif yakni generasi milenial,” kata Amran
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa para generasi muda yang menjadi wirausaha atau young entrepreneurship lah yang akan menentukan pesat tidaknya sektor pertanian di Indonesia.
“Majunya suatu bangsa diawali majunya sektor pertanian, jika sektor pertanian maju maka sektor yang lain juga pasti maju. Jika para pengusaha didominasi oleh petani milenial, oleh para wirausahawan muda, maka akan mampu membuat sektor pertanian melejit. Karena inovasi teknologi industri era 4.0 sepenuhnya milik generasi milenial terutama di sektor pertanian,” ujar Dedi dalam Millenial Agricultural Forum (MAF) edisi 5 volume 4, secara daring Sabtu (27/1/2024).
Kepada para peserta MAF yang didominasi oleh generasi millenial, Dedi Nursyamsi membagikan amunisi jika ingin membangun agribisnis yang sukses.
Pertama smart farming yang terbukti menekan ongkos produksi, meningkatkan kualitas dan menekan hpp. Kedua manfaatkan semaksimal mungkin kredit usaha rakyat sebagai modal usaha.
“Kemudian amunisi yang ketiga adalah kerjasama mulai dari hulu sampai hilir. Dan yang keempat adalah action jangan terlalu banyak pertimbangan,” jelasnya.
Dedi berharap ditangan pemuda mahasiswa-mahasiswi Polbangtan, PEPI dan SMK-PP lahir generasi yang membawa perubahan dan kemajuan peradaban.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Idha Widi Arsanti menyampaikan bahwa dalam konteks industri 4.0 kita harus lekat dengan digitalisasi pertanian.
“Saat ini sudah banyak produk pertanian yang menggunakan digitalisasi seperti alsintan, smart farming menggunakan IoT, dan penggunaan AI. Ini kita dorong agar petani milenial tidak takut menggunakan produk digitalisasi untuk meningkatkan usahanya. Termasuk dalam konteks menjalin kemitraan, berkolaborasi, telah memiliki akses digital seperti MIA, dan Marketplace petani milenial,” Jelasnya.
Selain itu, dalam membangun bisnis di bidang pertanian dibutuhkan entrepreneur mindset yakni melakukan riset pasar yang dimulai dari hilir, dengan memikirkan peluang, pasar, lalu produksi.
Para wirausaha muda pertanian diharapkan dapat menjalin kolaborasi yang apik untuk menciptakan pertanian yang maju.
Komentar