JAKARTA – Bagi anda yang biasa menggunakan jasa ojek online, jangan kaget bila tarifnya berubah. Sebab tarif ojek online memang naik sejak aturan tarif atas dan tarif bawah untuk ojek online dikeluarkan Kemenhub, 4 Agustus 2022 lalu.
Kenaikan tarif ojek online ini ditetapkan berdasarkan zona masing-masing. Seperti diketahui ojek online diberlakukan tarif tiga zona. Tiga zona itu adalah:
Zona I meliputi Sumatera, Jawa (selain Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dan Bali.
Kemudian zona II meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Lalu, zona III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan sekitarnya, Maluku dan Papua.
Besaran tarif ojek online di zona I yang naik adalah biaya jasa minimal. Tarifnya naik dari antara Rp7.000 sampai dengan Rp10 ribu menjadi Rp9.250 sampai dengan Rp11.500. Sementara, untuk biaya jasa batas bawah masih sebesar Rp1.850 per km dan biaya jasa batas atas sebesar Rp2.300 per km.
Besaran tarif zona II naik dari Rp2.000 menjadi Rp2.600 per km untuk biaya jasa batas bawah. Sementara, untuk biaya jasa batas atas naik dari Rp2.500 menjadi Rp2.700 per km. Lalu, biaya jasa minimal naik dari Rp8.000 sampai dengan Rp10 ribu menjadi Rp13 ribu sampai dengan Rp13.500.
Seperti pada zona I, besaran tarif di zona III yang naik adalah biaya jasa minimal saja. Yakni, dari Rp7.000 sampai dengan Rp10 ribu menjadi Rp10.500 sampai dengan Rp13 ribu. Sementara, untuk biaya jasa batas bawah masih sebesar Rp2.600 per km dan biaya jasa batas atas sebesar Rp2.300 per km.
Sementara itu seorang pengguna jasa ojek online, Sudirman mengatakan bahwa dirinya ikhlas tarif ojek online naik apabila memang untuk kesejahteraan pengemudi ojek online. Namun apabila kenaikan tarif itu hanya dinikmati oleh perusahaan aplikasinya Sudirman mengaku miris.
“Saya sih ikhlas-ikhlas saja kalau buat kesejahteraan pengemudinya. Tapi kalau sekadar buat perusahaan aplikasinya, saya prihatin. Pemilik perusahaannya semakin kaya dan gaji karyawan mereka besar-besar,” kata Sudirman.
Seperti diketahui Kementerian Perhubungan menaikkan tarif ojek online. Kenaikan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022 Tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi. Keputusan ini terbit pada 4 Agustus 2022.
Terbitnya Keputusan Menteri Nomor KP 564 Tahun 2022 menggantikan Keputusan Menteri Nomor KP 348 Tahun 2019. Aturan baru ini menjadi pedoman sementara bagi penetapan tarif atas dan tarif bawah ojek online.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Hendro Sugiatno seperti dikutip dari keterangan resmi pada Selasa (9/8) mengatakan Keputusan Menteri Nomor KP 564 Tahun 2022 ini telah mengalami evaluasi batas tarif terbaru yang berlaku bagi ojek online.
Hendro menuturkan komponen batas pembentuk tarif terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung yaitu biaya yang dikeluarkan oleh mitra pengemudi dan sudah termasuk profit mitra pengemudi.
Sedangkan biaya tidak langsung yaitu berupa biaya sewa penggunaan aplikasi perusahaan aplikasi paling tinggi 20 persen. Biaya jasa yang tertera merupakan biaya jasa yang sudah mendapatkan potongan biaya tidak langsung berupa biaya sewa pengguna aplikasi.
“Perusahaan aplikasi menerapkan besaran biaya jasa baru batas bawah, biaya jasa batas atas, dan biaya jasa minimal berdasarkan sistem zonasi paling lambat sepuluh hari kalender sejak keputusan menteri ini ditetapkan,” kata Hendro.(SW)
Komentar