Tanaman kaliandra dalam bahasa Latin disebut dengan Calliandra calothyrsus. Kaliandra merupakan tanaman yang mudah tumbuh liar atau semak yang biasa kita temui di daerah sekitar kehutanan maupun lereng-lereng bukit di kawasan Indonesia.
Tanaman kaliandra ini memiliki keunggulan, karena dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau walaupun pertumbuhannya tidak sebagus jika di tanam pada saat musim hujan.
Lingkungan tumbuh dari tanaman ini cukup banyak, tetapi tidak dapat tumbuh di daerah rawa. Karena sifatnya yang mudah tumbuh ini, maka dapat digunakan sebagai penahan erosi tanah dan air, karena memiliki akar yang berbintil.
Tanaman ini juga dapat digunakan untuk mengurangi pertumbuhan tanaman gulma, utamanya jika ditanam pada tanah yang kurang produktif.
Kaliandra termasuk pohon kecil bercabang yang dapat tumbuh mencapai tinggi maksimum 12 m dengan diameter batang 20 cm.
Kulit batangnya berwarna merah keabu-abuan yang ditutupi tentisel kecil, pucat berbentuk oval.
Sementara, untuk sistem perakarannya terdiri atas beberapa akar tunjang dan akar yang lebih halus dengan jumlah cukup banyak memanjang sampai keluar permukaan tanah.
Kaliandra ini dapat tumbuh dengan baik pada kawasan dengan intensitas curah hujan rata-rata 700-4000 mm/tahun.
Tetapi, dihindari tergenang air karenanya tanaman kaliandra ini tidak bisa tumbuh di lahan rawa.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 400-1800 meter di atas permukaan laut dan dapat tumbuh pada bermacam-macam tipe tanah, pada tipe tanah asam serta tanah yang tidak subur.
Salah satu jenis aliandra yang paling dikenal adalah jenis Kaliandra bunga merah (calliandra calothyrsus).
Tanaman kaliandra ini dapat untuk memperbaiki tanah dan di tanam di lereng yang curam sebagai penahan erosi.
Menurut beberapa penelitian, kaliandra merah ini juga sangat bermanfaat untuk menopang ketahanan energi dan pertanian.
Dimana daun kaliandara merah sangat bagus untuk pakan ternak, karena mengandung protein sangat tinggi dan cocok untuk pakan ternak besar.
Tak hanya itu, manfaat lainnya adalah kayu tanaman tersebut dapat dibuat chep atau pellet kayu sebagai bahan bakar energi terbarukan dengan kualitas hampir sama dengan batu bara, uniknya kayu kaliandra merah tidak mengeluarkan asap saat pembakar.
Jadi, menurut penelitan kaliandra merah ini bisa berpotensi besar sebagai sumber energi alternatif. Hal ini dapat diperoleh dari pellet kayunya yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan kualitas tinggi.
Komentar