Mentan Syahrul juga menyatakan telah memperkuat sistem jaringan irigasi demi mencegah kekeringan pada lahan pertanian. Ia juga mengingatkan agar petani tidak panik dan tetap kuat menghadapi berbagai krisis yang terjadi.

“Seluruh pihak, tak terkecuali, harus bergerak aktif berkolaborasi,melakukan antisipasi perubahan iklim, harus dapat  beradaptasi saat kemarau nanti memanfaatkan infrastruktur air seperti dam parit, embung juga long storage dalam menghadapi cuaca ekstrim El Nino”, tegasnya.

Dalam berbagai kesempatan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menjelaskan, masa musim kemarau ekstrem mulai melanda Indonesia pada akhir Mei hingga awal Juni. Hanya saja, skalanya masih rendah.

“Fenomena ini akan semakin menguat, hingga puncaknya terjadi pada Agustus-September. Oleh karenanya, seluruh stakeholder pertanian harus mengerti dan paham apa itu El Nino”, terang Kabadan Dedi.

El Nino prinsipnya musim kering dan pertanian memerlukan air untuk pertanian, ujarnya. BMKG sejak awal telah memprediksi pada Mei sudah masuk zone El Nino, puncaknya diprediksi pada Agustus.