“Kita siapkan langkah adaptasi karena pengairan berdampak 40% terhadap produktivitas pertanian, begitu air terganggu maka produktivitas terganggu artinya produksi menurun secara drastis. Penyuluh dan petani maupun Gapoktan harus paham apa itu El Nino”, jelas Dedi.
Petani diantaranya perlu mencari alternatif pemenuhan air, diantaranya dari dalam tanah, melalui pompanisasi dari bawah tanah ke atas. Atau manfaatkan air yang ada di permukaan, diantaranya melakukan penyodetan pada sungai-sungai besar yang debit airnya tinggi melalui pipanisasi, sehingga lahan pertanian mendapatkan air dari permukaan air, tambah Dedi.
Sementara Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya mengatakan, peran Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project atau SIMURP terhadap antisipasi dan mitigasi dampak perubahan iklim atau El Nino, salah satunya melalui pemupukan berimbang dan memasifkan penggunaan pupuk organik selain kegiatan utamanya yaitu pemanfaatan irigasi dan pemanfaatan teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) atau Pertanian Cerdas Iklim (PCI)
Tinggalkan Balasan