Fungsi Hormon Auksin Bagi Pertumbuhan Tanaman Budidaya

Fungsi hormon auksin bagi pertumbuhan tanaman budidaya. Tanaman ini dapat tumbuh karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adanya hormon auksin.

Auksin merupakan salah satu senyawa hormon yang ada di dalam tanaman atau tumbuhan. Hormon auksin ini terletak di ujung akar, batang dan juga pembentukan bunga.

Hormon auksin pada tumbuhan dapat memengaruhi pertumbuhan sekunder dengan cara meningkatkan aktivitas kambium dan memengaruhi diferensiasi inisial-inisial kambium.

Hormon auksin dikenal sebagai hormon yanga sangat penting utamanya dalam membantu pertumbuhan akar.

Keberadaan auksin pada tumbuhan ini juga akan membantu dalam mematahkan dominasi pucuk atau apikal.

Tak hanya itu, hormon auksin ini dapat mempengaruhi proses kecambah yang mematahkan dominasi benih supaya lebih cepat dan merangsang perkecambahan benih.

Hormon auksin juga diyakini dapat mempercepat berbagai proses pematangan buah hingga merangsang kambium dalam proses pembentukan jaringan xilem dan juga floem.

Fungsi dan Jenis-Jenis Hormon Auksin

  • Fungsi

Untuk lebih jelasnya, inilah beberapa fungsi dari hormon auksin bagu tumbuhan.

  1. Merangsang perpanjangan sel tumbuhan, pembentukan bunga hingga buah.
  2. Merangsang titik-titik tumbuh tunas, kuncup bunga, kuncup daun hingga ujung-ujung akar.
  3. Mempengaruhi proses pembengkokan pada batang yang dapat dipengaruhi oleh fototropisme dan geotropisme.
  4. Merangsang terjadinya proses diferensiasi sel.
  5. Menciptakan sebuah perubahan morfologi tanaman.
  6. Beberapa auksin dengan dosis yang diatas konsentrasi fisiologis ini bisa digunakan untuk mematikan tanaman.
  7. Mencegah terjadinya kerontokan dengan mekanisme menghambat pembentukan asam absisat pada tangkai bunga, buah serta daun.
  • Jenis-Jenis

Berikut ini beberapa jenisnya dan peranannya, yaitu:

  1. Indole acetic acid (IAA) yang berperan dalam pemanjangan sel-sel tunas dan akar.
  2. Indole butyric acid (IBA), merupakan auksin alami yang berperan dalam percepatan tumbuhnya akar, memperlebat akar hingga merangsang akar pada stek.
  3. Naphtalene acetic acid (NAA), merupakan auksin sintetik yang memiliki efek pembentukan akar menjadi lebih cepat dan panjang, membentuk suatu sistem perakaran yang kuat, kompak serta menyerabut.
  4. Beta-naphtoxyacetic acid (BNOA), berperan mendorong pembentukan dan pembesaran buah.
  5. 4-chlorophenoxyacetic acid (4-CPA), berperan untuk mencegah kerontokan bunga dan buah, membentuk buah tanpa biji hingga menyempurnakan bentuk buah. Sehingga, dalam konsentrasi yang tinggi bisa menjadi herbisida.
  6. 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid (2,4D), lebih sering digunakan dalam kultur jaringan dengan konsentrasi sangat rendah karena bersifat stabil tidak mudah rusak oleh cahaya maupun pemanasan saat sterilisasi.
  7. Picloram, berperan merangsang pembentukan kalus dan menghentikan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan jika digunakan dalam konsentrasi rendah. Jika dalam konsentrasi tinggi, maka akan mematikan tanaman sehingga lazim digunakan sebagai herbisida.

 

Komentar