Tanaman transgenik adalah sebuah produk bioteknologi modern hasil rekayasa genetika.
Tanaman transgenik ini mengandung gen asing yang berasal dari makhluk hidup lain yang nantinya digabungkan secara sengaja oleh manusia.
Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama yang perlu dilakukan adalah identifikasi atau pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan).
Tujuan dari teknik ini adalah untuk menghasilkan sifat atau senyawa kimia tertentu yang diatur oleh gen tersebut.
Contoh tanaman transgenik salah satunya adalah tebu tahan hama yang mampu menghasilkan pestisida, karena berisi gen endotoxin delta milik bakteri Bacillus thurungiensis.
Perlu diketahui juga, adanya teknik tanaman ini menimbulkan kontroversi penduduk dunia karena beberapa penduduk khawatir apabila tanaman tersebut akan mengganggu keseimbangan sekeliling yang terkait (ekologi), membahayakan kesehatan manusia hingga dapat memengaruhi perekonomian global.
Berikut ini beberapa tujuan dari adanya pengembangan tanaman dengan teknik ini, yaitu:
- Untuk menghambat pelunakan buah (pada tomat).
- Membuat tanaman tahan terhadap serangan insektisida, herbisida maupun virus.
- Dapat meningkatkan nilai gizi tanaman.
- Untuk meningkatkan kemampuan tanaman, agar dapat hidup pada lahan yang ekstrim seperti lahan kering, lahan keasaman tinggi maupun lahan dengan kadar garam yang tinggi.
Prinsip dasar tentang pembuatan adanya tanaman transgenik ini penting untuk dipahami supaya tidak terjadi salah paham hingga munculnya asumsi-asumsi negatif yang dapat merugikan penggunaan produk rekayasa genetik ini.
Jenis-Jenis Tanaman Transgenik
1. Tahan Kekeringan
Tanaman tahan kekeringan ini mempunyai akar yang sanggup menembus tanah kering, kutikula yang tebal sehingga mengurangi kehilangan air dan kesanggupan menyesuaikan diri dengan garam di dalam sel.
Tanaman toleran terhadap kekeringan ini ditransfer dari gen kapang yang dapat mengeluarngkan enzim trehalose, salah satu tanaman yang toleran terhadap kekeringan adalah tembakau.
2. Resisten Hama
Saat ini yang paling banyak dikembangkan adalah tanaman transgenik dengan sifat tahan hama, dengana danya ini diharapkan tanaman akan menjadi resisten apabila diserang oleh hama yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Hama seperti serangga maupun bakteri ini sering merusak tanaman muda sehingga gagal untuk dipanen. Namun, dengan adanya gen baru yang bersifat toksik bagi hama ini akan tanaman tersebut dapat terhindar dari kerusakan.
3. Resisten Penyakit
Adanya perkembangan yang signifikan juga terjadi pada usaha untuk memproduksi tanaman transgenik yang bebas dari serangan virus. Dengan teknik memasukkan gen penyandi tanaman terselubung (coat protein) Johnson grass mosaic poty virus (JGMV) ke dalam suatu tanaman, yang diharapkan tanaman tersebut menjadi resisten apabila diserang oleh virus yang bersangkutan.
Komentar